Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diversifikasi Pasar Reksa Dana, Manajer Investasi Aktif Racik Produk Anyar

Sejumlah manajer investasi meracik produk reksa dana baru agar dapat diluncurkan pada akhir 2017 atau 2018 seiring dengan strategi memperluas pasar.
Ilustrasi/bisnis
Ilustrasi/bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah manajer investasi meracik produk reksa dana baru agar dapat diluncurkan pada akhir 2017 atau 2018 seiring dengan strategi memperluas pasar.

Direktur Pemasaran & Produk Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Endang Astharanti mengungkapkan, pada kuartal IV/2017, perusahaan akan meluncurkan reksa dana pasar uang syariah dan reksa dana terproteksi. Reksa dana pasar uang syariah merupakan komposisi depo syariah dan sukuk di bawah 1 tahun.

Produk tersebut sementara dalam proses penawaran ke direct klien. Namun, tidak menutup kemungkinan nantinya akan dipasarkan melalui Agen Penjual Reksa Dana (APERD). Ke depannya perusahaan juga mulai agresif di produk alternatif investasi seperti RDPT, KIK EBA, dan KIK DIRE.

“Saat ini masih pipline [untuk KIK EBA dan KIK DIRE], masih perlu dianalisis lebih jauh proyek mana yang bisa dikembangkan dari sisi komersial dan feasibility-nya,” tuturnya kepada Bisnis.com, Kamis (20/10/2017).

CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael T. Tjoadi menyampaikan, perusahaan sedang menyiapkan produk reksa dana campuran dengan komposisi pasar uang, bond, dan sebagian kecil saham. Diharapkan reksa dana ini dapat meluncur pada awal 2018.

“Kita mencoba membuat produk untuk investor pemula untuk melihat proses mereka dari deposito berpindah investasi ke capital market. Selama ini kami kurang produk untuk level [pemula] itu,” paparnya.

Presiden Direktur Bahana TWC Investment Management Edward P. Lubis menuturkan, perusahaan akan meluncurkan sejumlah produk baru seperti reksa dana terproteksi dan reksa dana penyertaan terbatas di sektor logistik.

Diprediksi RDPT logisitik senilai US$35 juta ini dapat rampung pada kuartal I/2018. Pada tahun depan, perusahan juga berencana menerbitkan RDPT jalan tol dengan nilai proyek sebesar Rp5 triliun.

Direktur Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengungkapkan, sampai akhir 2017, perusahaan akan menambah dua produk baru, yakni reksa dana pasar uang syariah dan reksa dana IHSG yang bekerja sama dengan BEI. Komposisi racikan reksa dana pasar uang syariah mencakup obligasi korporasi tenor 1 tahun.

“Kalau di sektor saham, strategi kami lebih konservatif tanpa memilih sektor tertentu. Makanya bekerja sama dengan BEI membuat reksa dana indeks,” ujarnya.

Dua calon produk baru tersebut sudah diajukan ke OJK, sehingga diharapkan dapat melengkapi koleksi produk Avrist menjadi 14 unit.

Direktur Investasi merangkap CEO Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan, Sucorinvest berencana menambah satu reksa dana saham dan reksa dana campuran pada akhir 2017, serta reksa dana pasar uang syariah pada 2018.

Ketiga produk baru akan melengkapi koleksi perusahaan dari posisi saat ini 7 produk yang dilepas kepada investor ritel. Untuk sektor saham, perusahaan melihat akan menambah koleksi di sektor manufaktur.

"Penurunan biaya gas menjadi salah satu faktor yang membuat kinerja emiten di segmen ini mengalami perbaikan," tuturnya.

Direktur Panin Assset Management Rudiyanto mengatakan, pada akhir 2017 atau awal 2018, perusahaan akan meluncurkan 1 produk baru, yakni reksa dana pasar uang syariah. Produk ini merupakan campuran dari sukuk dengan tenor di bawah 1 tahun dan deposito syariah.

“Produk baru reksa dana pasar uang syariah diharapkan dapat meraih Rp50 miliar pada setahun pertamanya,” tuturnya.

Berdasarkan data OJK, jumlah reksa dana per 22 September 2017 mencapai 1.642 produk, naik 217 unit dari posisi akhir 2016 sebanyak 1.425 produk. Adapun jumlah NAB mencapai Rp415,35 triliun, tumbuh Rp76,60 triliun sepanjang tahun berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper