Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Rencana Pajak AS Dorong Penguatan Dolar. Rupiah Nelangsa Jelang Akhir Pekan

Pelemahan nilai tukar rupiah berlanjut pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Jumat (20/10/2017), di tengah depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah berlanjut pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Jumat (20/10/2017), di tengah depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup melemah 0,03% atau 4 poin di Rp13.519 per dolar AS, setelah dibuka dengan apresiasi 0,04% atau 5 poin di Rp13.510.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.505 – Rp13.533 per dolar AS.

Bersama rupiah, kinerja mayoritas mata uang Asia terpantau melemah, dipimpin yen Jepang sebesar 0,72%, dolar Singapura dengan 0,24%, dan baht Thailand yang terdepresiasi 0,2%.

Satu-satunya apresiasi hanya dialami won Korea Selatan yang terpantau menguat 0,08%.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,26% atau 0,247 poin ke 93,513 pada pukul 16.43 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,10% atau 0,092 poin di level 93,174, setelah pada Kamis (19/10) berakhir turun 0,10% di posisi 93,266.

Dilansir Bloomberg, rebound dolar AS didorong meningkatnya ekspektasi kebijakan pemangkasan pajak di Amerika.

Senat Amerika Serikat menyetujui anggaran untuk tahun fiskal 2018 pada hari Kamis (19/10) waktu setempat yang akan mempercepat jalan bagi rencana Presiden Donald Trump memberlakukan pemangkasan pajak.

Dalam voting untuk memutuskan anggaran tersebut, 51% dari anggota Senat menyetujuinya, sedangkan 49% sisanya menolak. Senator Demokrat dan Republik termasuk Rand Paul dari Kentucky memilih untuk menolak.

Para senator mengakui bahwa menghasilkan anggaran, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan bagi Ketua Badan Anggaran Mike Enzi dan stafnya, adalah bagian termudah dalam memberlakukan perombakan pajak.

Persetujuan akhir untuk rancangan anggaran tersebut akan membuka prosedur khusus yang memungkinkan anggota Partai Republik menyetujui revisi undang-undang perpajakan tanpa dukungan Partai Demokrat.

“Pemangkasan pajak adalah kebijakan yang paling mendorong optimisme pasar, jadi saya pikir ada pandangan bahwa dia [Trump] akan mendapatkan sesuatu,” ujar Rachel Winter, senior investment manager di Killik & Co., seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper