Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Kimia Farma (KAEF) Antisipasi Kenaikan Harga Bahan Baku Obat dari China

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. masih mengkaji opsi kenaikan harga penjualan rata-rata obat di tengah adanya potensi kenaikan harga bahan baku obat dari China.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA — PT Kimia Farma (Persero) Tbk. masih mengkaji opsi kenaikan harga penjualan rata-rata obat di tengah adanya potensi kenaikan harga bahan baku obat dari China.

Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa sampai dengan saat ini perseroan belum menaikkan harga penjualan rata-rata obat. Pasalnya, emiten berkode saham KAEF itu telah mengantisipasi kenaikan harga bahan baku sejak akhir 2017.

Honesti menjelaskan bahwa jumlah bahan baku obat impor asal China mencapai 23,64% dari total nilai impor Rp343,2 miliar pada 2017. Jumlah tersebut naik dari periode sebelumnya 15,05% dari total nilai impor Rp369,6 miliar.

Dia menyebut penentuan harga obat generik untuk pemenuhan jaminan kesehatan nasional akan tetap mengikuti ketentuan dari pemerintah. Pasalnya, penentuan harga produk tersebut dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, sambungnya, untuk kenaikan harga produk obat non-generik atau di luar kebutuhan program pemerintah, perseroan masih akan melakukan kalkulasi.

“Kebutuhan bahan baku obat Kimia Farma bisa diantisipasi dengan pembelian di luar China,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (3/4/2018).

Menurut catatan KAEF, lini produk obat ethical atau obat resep masih mendominasi penjualan pada 2017 dengan kontribusi 51,0%. Persentase tersebut meningkat dari kontribusi periode 2016 sebesar 49,7%.

Pada 2017, terjadi penurunan kontribusi pendapatan di lini produk obat generik. Kategori tersebut menyumbangkan penjualan 20,3% pada tahun lalu atau turun dari periode sebelumnya 29,1%.

Pertumbuhan kontribusi pendapatan justru terjadi pada lini produk obat over the counter (OTC). Tercatat, jenis obat tersebut berkontribusi 19,0% pada 2017 atau lebih tinggi dari 2016 sebesar 12,4%.

Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas memprediksi kenaikan harga bahan baku dari China akan menekan margin kotor KAEF. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perseroan diperkirakan bakal menaikkan harga jual obat generik.

“Industri farmasi sendiri masih bergantung kepada 90% impor bahan baku dari China dan India,” paparnya.

Kendati demikian, dia memproyeksikan kenaikan harga bahan baku dari China akan terjadi perlahan. Menurutnya, dampak kebijakan pemerintah Negeri Panda akan terasa penuh pada 2019.

"Beberapa perusahaan farmasi terutama Kimia Farma masih memiliki inventory cukup besar sekitar Rp1,2 triliun," paparnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper