Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Emiten Unggas Belum Sejalan dengan Laba

Emiten perunggasan membukukan kenaikan pendapatan pada 2017 seiring dengan bertumbuhnya konsumsi protein hewani masyarakat, meskipun laba bersih cenderung menurun. Prospek peningkatan diperkirakan berlanjut pada tahun ini.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA-Emiten perunggasan membukukan kenaikan pendapatan pada 2017 seiring dengan bertumbuhnya konsumsi protein hewani masyarakat, meskipun laba bersih cenderung menurun. Prospek peningkatan diperkirakan berlanjut pada tahun ini.

Ada empat emiten perunggasan yang mencatatkan saham di BEI, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN), dan PT Sierad Produce Tbk. (SIPD). Namun, baru CPIN, JPFA, dan SIPD yang menyampaikan laporan keuangan 2017.

Tiga emiten perunggasan itu membukukan total pendapatan sebesar Rp81,42 triliun sepanjang 2017, naik 20,18% year-on-year (yoy) dari pencapaian sebelumnya senilai Rp67,75 triliun. Pemasukan CPIN, JPFA, dan SIPD masing-masing tumbuh 29,04% yoy, 9,38% yoy, dan 0,93% yoy.

Penjualan bersih CPIN mencapai Rp49,37 triliun dengan kontribusi terbesar dari divisi pakan sejumlah Rp24,26 triliun. Di urutan kedua, penjualan ayam pedaging menyumbang Rp14,30 triliun, kemudian day old chicken (DOC) Rp4,91 triliun, ayam olahan Rp3,97 triliun, dan pendapatan lain-lain Rp1,92 triliun.

Divisi ayam pedaging menunjukkan peningkatan penjualan tertinggi, yakni 136,87% yoy dari 2016 senilai Rp6,04 triliun. Selanjutnya penjualan pakan bertumbuh 8,59% yoy dibandingkan sebelumnya Rp22,34 triliun.

Adapun, penjualan JPFA ditopang divisi peternakan dan produk konsumen sejumlah Rp12,24 triliun, serta pakan ternak senilai Rp11,07 triliun. Selanjutnya, sektor DOC menyumbang Rp2,34 triliun, budi daya perairan Rp2,17 triliun, peternakan sapi Rp1,33 triliun, dan pendapatan lain-lain Rp848,24 miliar.

Divisi perunggasan menjadi kontributor terbesar pendapatan SIPD, yakni senilai Rp2,15 triliun. Selanjutnya pendapatan dari makanan siap saji mencapai Rp290,41 miliar.

Kendati mengantongi kenaikan pendapatan, total laba bersih ketiga emiten pada 2017 merosot 26,94% yoy menjadi Rp4,30 triliun dari sebelumnya Rp3,14 triliun. Laba bersih CPIN naik 12,48% yoy, sedangkan JPFA turun 51,69% yoy. Adapun, SIPD berbalik membukukan rugi bersih Rp354,92 miliar.

CPIN mampu mencatatkan kenaikan laba setelah sebelumnya menurun secara yoy pada kuartal III/2017 akibat peningkatan beban pokok. Sepanjang tahun lalu, beban pokok penjualan mencapai Rp43,11 triliun, meningkat 35,83% yoy.

Belanja bahan baku membengkak menjadi Rp22,23 triliun dari 2016 sebesar Rp22,18 triliun. Pembelian barang jadi juga menanjak menuju Rp15,20 triliun dari sebelumnya Rp6,08 triliun.

Laba bersih JPFA melorot menuju Rp997,35 miliar dari sebelumnya Rp2,06 triliun. Sama seperti CPIN, beban pokok penjualan perseroan juga membengkak menjadi Rp24,57 triliun dari 2016 sebesar Rp21,58 triliun.

Kenaikan beban biaya paling besar berasal dari ongkos bahan baku yang meningkat menuju Rp21,57 triliun. Padahal, sebelumnya biaya tersebut hanya mencapai Rp18,83 triliun.

Adapun, beban pokok penjualan SIPD juga meningkat menuju Rp2,20 triliun dari 2016 senilai Rp1,98 triliun. Penggunaan bahan baku memakan biaya Rp1,72 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper