Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Penuhi Kewajiban Ekuitas Kereta Cepat Rp4 Triliun

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. akan memenuhi kewajiban pinjaman dana pemegang saham atau shareholder loan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp4 triliun pada April 2018.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono (kiri), Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (kanan), dan Dirut WIKA Bintang Perbowo (kedua kiri) meninjau proyek simpang susun Semanggi, di kawasan Semanggi, Jakarta, Kamis (23/2)./JIBI-Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono (kiri), Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (kanan), dan Dirut WIKA Bintang Perbowo (kedua kiri) meninjau proyek simpang susun Semanggi, di kawasan Semanggi, Jakarta, Kamis (23/2)./JIBI-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. akan memenuhi kewajiban pinjaman dana pemegang saham atau shareholder loan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai Rp4 triliun pada April 2018.

Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo menjelaskan bahwa saat in perseroan telah mengucurkan shareholder loan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebanyak enam kali dengan total Rp2,52 triliun. Sesuai dengan perjanjian, total ekuitas yang wajib dikucurkan perseroan Rp4 triliun selaku pemegang 38% saham di PT Sinergi BUMN Indonesia.

Bintang menjelaskan, shareholder loan yang dikucurkan digunakan untuk pembebasan lahan dan pekerjaan tahap awal. Langkah tersebut mengingat dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) belum kunjung turun.

Sebagai pemegang saham, sambungnya, emiten berkode saham WIKA itu harus memenuhi modal terlebih dahulu.

“Kewajiban Wijaya Karya Rp4 triliun selesai bulan ini sesuai janji. Seluruh pemegang saham akan menyetorkan sesuai porsinya,” ujarnya saat ditemui Bisnis.com di Jakarta, Senin (16/4).

Sebelumnya, Manajemen Wijaya Karya dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan Keputusan Direksi telah menyetujui pemberian shareholder loan senilai Rp625 miliar. Rencana transaksi tersebut bakal dilakukan pada April 2018.

Perseroan menyebut sumber pendanaan berasal dari pinjaman Bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Utang tersebut memiliki tingkat bunga 7,75% dan jatuh tempo pada 2 Juni 2018.

Bintang mengatakan alasan pemilihan sumber pendanaan untuk menghindari pinjaman dari Bank Pemerintah. Selain itu, bunga yang diberikan lebih rendah.

Di sisi lain, dia menyebut WIKA mendapatkan pekerjaan konstruksi dari Chief Cabinet Republic of Niger. Total kesepakatan nilai investasi yang diteken mencapai US$26,7 juta.

Bintang mengungkapkan dalam kesempatan tersebut perseroan akan membangun Gedung Departemen dan Istana. Rencananya, pengerjaan akan dimulai setelah Lebaran 2018. “Nilai investasi US$26,7 juta yang dia [Niger] mau ganti kira-kira segitu. Masuk di kontrak semester II/2018,” jelasnya.

Seperti diketahui, WIKA membidik nilai kontrak luar negeri atau offshore Rp3,8 triliun pada 2018. Dengan demikian, total order book pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp6,3 triliun.

BELUM CAIR

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ahmad Bambang menyebut pinjaman dari CDB untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung belum cair. Pihaknya optimistis kucuran dana segar akan masuk setelah pembebasan lahan selesai.

“Ya beres semua pembebasan tanah kan enak. Artinya, jaminannya kita serius penuhi jadi sudah tidak ada alasan lagi,” jelasnya.

Ahmad memperkirakan dana dari CDB akan masuk pada Mei 2018. Kendati demikian, sejumlah pekerjaan sudah mulai dilakukan seperti pembangunan enam terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki nilai investasi US$5,14 miliar atau setara Rp70,8 triliun. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi dari setoran modal sebesar 25% dari pemegang saham KCIC dan sisanya sekitar 75% akan dibiayai pinjaman perbankan.

Sementara itu, WIKA merupakan pemegang saham mayoritas di PSBI. Perusahaan tersebut dibentuk bersama BUMN lainnya yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk., untuk menggarap proyek kereta cepat. Nilai kontrak yang ditangani WIKA untuk proyek tersebut senilai US$1,29 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper