Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang Utama Dunia Tegang Jelang Pengenaan Tarif AS-China, Yuan Tetap Stabil

Sejumlah mata uang utama dunia bergerak gelisah pada perdagangan pagi ini, Kamis (5/7/2018), menjelang tenggat waktu rencana pengenaan tarif oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China pada 6 Juli.
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah mata uang utama dunia bergerak gelisah pada perdagangan pagi ini, Kamis (5/7/2018), menjelang tenggat waktu rencana pengenaan tarif oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China pada 6 Juli.

Sementara itu, kinerja nilai tukar yuan China tetap stabil setelah bank sentral negeri Tirai Bambu pekan ini berupaya membendung kemerosotan mata uang itu baru-baru ini.

Pergerakan euro terhadap dolar AS sedikit berubah ke posisi US$1,1661, menemukan dukungan kuat dari kisaran US$1,15 selama beberapa pekan terakhir, terlepas dari kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan ketidakstabilan politik di Eropa.

Adapun kinerja dolar AS terhadap yen lanjut diperdagangkan pada 110,48 yen, dari level tertingginya dalam lima pekan di 111,14 pada Jumat (29/6).

Di sisi lain, yuan offshore China berada di posisi 6,6350 per dolar AS, menjaga jarak dari level terendahnya dalam 11 bulan di 6,7344 pada Selasa (3/7), menyusul komentar yang menenangkan dari Gubernur People's Bank of China (PBOC) Yi Gang, bahwa PBOC akan menjaga tingkat nilai tukar yuan tetap stabil di level wajar dan seimbang.

“Pihak berwenang China pada awalnya tampaknya menyetujui penurunan yuan untuk mendukung ekonomi menjelang potensi dimulainya tarif AS,” ujar Minori Uchida, kepala strategi mata uang di MUFG Bank, seperti dikutip Reuters.

“Namun kemudian ada pengalaman arus keluar modal yang besar pada tahun 2016, yang menghapus seperempat dari cadangan devisa mereka. Jadi saya pikir merasa perlu membendung kejatuhan yuan. Mengingat itu, yuan mungkin tetap kuat untuk saat ini,” lanjut Uchida.

Tetap saja, para pelaku pasar merasa gugup ketika mereka bersiap menghadapi perang perdagangan berskala penuh antara China dan AS. Pemerintah AS telah mengatakan akan mengenakan tarif pada impor China senilai US$34 miliar mulai 6 Juli, dan pemerintah China telah bersumpah untuk membalasnya.

Kementerian Keuangan China, bagaimana pun pada Rabu (4/7) menyatakan bahwa China jelas tidak akan memulai perang dagang dengan AS, juga tidak akan menjadi yang pertama untuk mengenakan tarif.

Kinerja mata uang pound sterling Inggris terhadap dolar AS bertahan kuat di posisi US$1,3221, setelah sebuah survei pada Rabu (4/7) yang menunjukkan momentum kuat industri jasa dominan di Inggris pada bulan lalu sehingga mendorong ekspektasi penaikan tingkat suku bunga oleh Bank of England musim panas ini.

Dolar Kanada juga bertahan di kisaran level tertingginya dalam tiga pekan, ditopang kenaikan harga minyak mentah.

Sementara itu, indeks dolar AS berada di posisi 94,539 terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, setelah tergelincir ke 94,397 pada Rabu (4/7), level terendahnya dalam lebih dari sepekan.

Ketika dolar AS telah ditopang persepsi kekuatan relatif atas pertumbuhan ekonomi AS dan daya tarik imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, beberapa pelaku pasar melihat penurunan pada imbal hasil obligasi AS baru-baru ini kemungkinan telah menggerogoti pergerakan greenback.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper