Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Konflik Dagang AS-China Tekan Bursa Eropa

Pergerakan bursa saham Eropa berakhir turun pada perdagangan Rabu (1/8/2018), setelah laporan keuangan sejumlah perusahaan gagal mengimbangi kekhawatiran tentang konflik perdagangan AS-China.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Eropa berakhir turun pada perdagangan Rabu (1/8/2018), setelah laporan keuangan sejumlah perusahaan gagal mengimbangi kekhawatiran tentang konflik perdagangan AS-China.

Pasar juga bersikap hati-hati jelang keputusan The Fed AS, yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat setelah pasar Eropa ditutup. Bank sentral AS tersebut diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya sebelum melakukan dua penaikan lebih lanjut tahun ini.

Indeks Stoxx 600 Eropa mengakhiri sesi perdagangan dengan turun 0,5%. Indeks DAX Jerman juga turun 0,5% dan indeks CAC 40 Prancis turun 0,2%.

Saham otomotif membukukan penurunan sektoral terbesar, dengan turun 2,4% setelah saham Schaeffler DE>, Volkswagen, dan Porsche turun sebanyak 5,1%. Adapun saham Ferrari turun 8,4% setelah CEO perusahaan mengatakan bahwa target keuangan mereka untuk 2022 adalah "aspiratif".

Sektor otomotif diketahui sangat terpukul oleh ketidakpastian seputar tarif dan perdagangan global.

“Rangkaian retorika keras terbaru dari AS mengenai hubungan perdagangan dengan China telah mengguncang kepercayaan investor,” ujar David Madden, analis pasar di CMC Markets Inggris, dikutip Reuters.

Seperti diberitakan, pemerintahan Presiden Donald Trump mengusulkan untuk menaikkan tarif impor dari China. Dikabarkan, Trump telah mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, untuk mempertimbangkan kenaikan tarif pada barang-barang asal China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10%.

Pemerintah China pun bereaksi keras dan menyebut langkah tersebut sebagai "pemerasan". Negeri Tirai Bambu memperingatkan bahwa pihaknya akan merespons langkah itu dengan cara yang sama.

Sektor bahan baku juga terbebani, dengan turun 1,6%, akibat pelemahan harga tembaga menyusul laporan usulan kenaikan tarif oleh pemerintah AS terhadap impor China tersebut.

Rio Tinto menambahkan tekanan pada sektor itu karena hasil laporan keuangannya yang mengecewakan membawa sahamnya turun 3,4%, terlepas dari pemberitaan tentang buyback saham senilai US$1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper