Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar SBN: Pemerintah Perdalam Basis Investor Domestik

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan fokus memperluas basis investor domesik dalam instrumen surat berharga negara (SBN) tahun ini untuk mengantisipasi semakin turunnya partisipasi asing dalam lelang dan transaksi SBN.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA—Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan fokus memperluas basis investor domesik dalam instrumen surat berharga negara (SBN) tahun ini untuk mengantisipasi semakin turunnya partisipasi asing dalam lelang dan transaksi SBN.

Scheneider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang DJPPR Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah memperdalam basis investor domestik.

Pemerintah menyadari kelemahan pasar SBN selama ini yang terlalu didominasi asing sehingga menjadi sangat rentan terhadap gejolak eksternal, seperti yang saat ini terjadi.

Persentase kepemilikan asing kini semakin turun terhadap total outstanding SBN, dari 39,82% pada akhir 2017 menjadi 37,83% pada akhir pekan lalu

“Situasi saat ini investor asing tidak bisa diharapkan, mereka tidak bakal masuk. Justru itu kita fokus pada investor domestik,” katanya pada Bisnis.com, Selasa (14/8/2018).

Saat ini pemerintah memang cukup rutin menerbitkan SBN melalui mekanisme non-lelang atau private placement kepada investor domestik. Sepanjang Agustus saja DJPPR sudah 4 kali menerbitkan SBN melalui private placement dengan total emisi Rp3,5 triliun.

Dirinya menyadari bahwa butuh waktu yang panjang untuk menciptakan basis investor domestik yang kuat, tetapi pemerintah berusaha untuk menstimulusnya agar lebih cepat.

Selain mendorong partisipasi kelompok investor institusi baru, pemerintah juga menarik kalangan investor ritel melalui berbagai instrumen surat utang ritel dan memudahkan proses transaksi melalui aplikasi berbasis internet.

Sebelumnya, OJK juga sudah mewajibkan kalangan institusi keuangan non bank agar menempatkan 30% investasinya pada insutumen SBN. Inisiatif lanjutan sejenis masih akan dikembangkan.

Menurutnya, pemerintah memang tetap membuka opsi untuk menerbitkan obligasi valas bila minat asing semakin menurun pada lelang SBN rupiah. Namun, langkah tersebut hanya diambil bila terjadi skenario terburuk dan peluangnya sangat kecil.

Alih-alih mengambil opsi itu, pemerintah juga kemungkinan besar akan memangkas target penerbitan SBN tahun ini dari Rp822 triliun menjadi Rp799 triliun sebab pendapatan pemerintah dari sumber daya alam meningkat, selain basis pajak yang bertambah.

“Kemungkinan justru besar untuk turunkan target emisi, makanya kita ingin optimalisasi domestik. Semua terjaga kok, saya optimis kita bisa melewati situasi ini,” katanya.

Adapun, lelang SUN yang digelar pemerintah pada Selasa (14/8) mendulang minat investor Rp34,38 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang dua pekan sebelumnya Rp45,44 triliun. Yield yang diminta pun cenderung tinggi, bahkan sudah di atas 8% untuk tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.

Tingginya permintaan yield menyebabkan pemerintah hanya menyerap Rp16,5 triliun, lebih rendah dibandingkan dua lelang sebelumnya yang mencapai Rp20 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper