Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak & Logam Ambrol, Bursa Asia Melemah

Bursa saham Asia mencapai level terendah barunya dalam satu tahun pada perdagangan pagi ini, Kamis (16/8/2018), seiring dengan ambrolnya harga minyak dan logam mulia setelah krisis mata uang Turki berikut kekhawatiran perlambatan ekonomi di China mendorong keresahan tentang pertumbuhan global.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia mencapai level terendah barunya dalam satu tahun pada perdagangan pagi ini, Kamis (16/8/2018), seiring dengan ambrolnya harga minyak dan logam mulia setelah krisis mata uang Turki berikut kekhawatiran perlambatan ekonomi di China mendorong keresahan tentang pertumbuhan global.

Indeks MSCI Asia Pasifik, selain Jepang, melorot 1%. Adapun, indeks Nikkei Jepang dan indeks saham acuan Australia masing-masing turun 1,2% dan 0,4%. Bursa saham China dan Hong Kong juga terus tertekan, dengan Indeks Shanghai Compoiste dan indeks Hang Seng masing-masing melemah 1,1% dan 0,9%.

Saham perusahaan-perusahaan teknologi berada di bawah tekanan setelah Tencent Holdings Ltd. melaporkan penurunan laba kuartalan pertamanya dalam hampir 13 tahun karena pendapatan game yang lesu. Penurunan pada sektor ini pun menyeret saham Samsung Electronics ke level terendah satu tahun.

Sementara itu, sejumlah indeks saham utama di bursa Wall Street AS berakhir melemah pada Rabu (15/8), dengan indeks S&P 500 turun 0,8%, persentase penurunan terbesar sejak akhir Juni, terbebani laporan keuangan yang mengecewakan serta meningkatnya kekhawatiran perdagangan global.

“Berita negatif yang datang dari Turki dan China setiap hari mengecewakan pasar global," kata Norihiro Fujito, pakar strategi pasar senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, dikutip Reuters.

"Selain itu, kejutan laba Tencent membebani saham-saham teknologi, sekaligus membawa indeks Nasdaq turun. Ini mengingatkan para investor bahwa perselisihan perdagangan AS-China mulai berdampak bahkan pada perusahaan-perusahaan teknologi, yang sebelumnya telah menjadi penggerak utama bagi reli saham AS.”

Di sisi lain, harga minyak mengalami pukulan tambahan setelah data menunjukkan peningkatan mingguan dalam stok minyak mentah AS. Hal ini menambah kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi global yang lebih lemah.

Harga minyak mentah AS turun ke posisi terendah dalam dua bulan, dengan pelemahan 0,6% pada awal perdagangan di Asia ke level US$64,42 per barel, setelah anjlok 3,2% pada Rabu (15/8). Adapun Brent tergelincir 0,25% ke US$70,58, setelah merosot 2,4% kemarin.

Harga spot emas melorot 1% menjadi US$1,162.31 per ounce pada awal perdagangan di Asia hari ini, menyentuh level terendahnya sejak Januari tahun lalu.

Harga tembaga turun 4% menjadi US$5.801,00 per ton dan seng turun 6,3%, menyentuh level terendahnya sejak Oktober 2016 pada Rabu.

Eskalasi tensi perdagangan global terus membebani sentimen pasar, setelah pemerintah China mengajukan pengaduan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menentukan legalitas kebijakan tarif dan subsidi AS. Turki juga dilaporkan menaikkan tarif pada sejumlah produk asal AS sebagai balasan atas tarif AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper