Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham: Menakar Laju JPFA Menuju Rp2.800

Kinerja yang positif pada semester pertama serta peningkatan pertumbuhan ekonomi domestik akan menjadi katalis positif bagi kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. di masa mendatang.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja yang positif pada semester pertama serta peningkatan pertumbuhan ekonomi domestik akan menjadi katalis positif bagi kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. di masa mendatang.

Jovin Anwar, analis UOB Kay Hian Sekuritas, mengatakan bahwa peningkatan pasokan jagung lokal, dukungan pemerintah, dan permintaan yang kuat akan mendorong kinerja emiten dengan kode JPFA ini.

Jovin memperkirakan laba bersih JPFA akan meningkat hingga 143,3% yoy tahun ini menjadi Rp2,4 triliun dari Rp997,4 miliar pada 2017.

Perseroan akan diuntungkan oleh harga jagung lokal yang lebih rendah seiring membaiknya pasokan, meningkatnya harga jual rata-rata karena dukungan pemerintah untuk menjaga harga jual day-old-chicks (DOC) dan ayam pedaging/ broiler, serta volume penjualan yang terjaga karena permintaan yang tinggi.

“Kami memperkirakan volume penjualan JPFA untuk pakan ternak, DOC dan broiler tumbuh masing-masing 5%, 15% dan 7% yoy tahun ini. Oleh karena ketiga segmen ini menyumbang 80% - 90% dari total penjualan, kami memperkirakan total pendapatan tumbuh 15,1% yoy pada 2018,” katanya dalam riset terkini, dikutip Senin (15/10/2018).

Jovin memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp2.800 atas saham JPFA, mencerminkan rata-rata price to earning ratio sebesar 12,7 kali atas proyeksi laba 2018 – 2019. Target ini sedikit diturunkan dari target sebelumnya Rp2.880.

Sementara itu, tim riset MNC Sekuritas menilai potensi peningkatan kuota impor grand parent stock (GPS) menjadi katalis positif bagi JPFA. Kenaikan permintaan produk ayam belum dapat diakomodir akibat pembatasan kuota impor GPS yang mengurangi pasokan DOC.

MNC Sekuritas meyakini bahwa pemerintah berpotensi mengkaji ulang kebijakan kuota impor GPS, mengingat pembatasan impor GPS dan masa libur lebaran 11 hari pada 2018 berimbas pada penurunan volume live bird peternak sebesar 20% - 40% pada semester I/2018.

Selain itu, perkembangan infrastruktur di luar Jawa akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta pendapatan perkapita, sehingga turut menaikkan permintaan konsumsi produk hewani. Ini akan meningkatkan market share perseroan antara 12%-15% yoy pada 2018 dan 2019.

Selain itu, Pemerintah sedang mengkaji ulang penetapan harga jual broiler dari Rp17.000-Rp19.000/kg menjadi Rp19.000-Rp22.000/kg sejalan dengan peningkatan pakan dan DoC. MNCS menilai kebijakan tersebut menjadi katalis positif bagi harga jual live bird di tingkat peternak.

MNC Sekuritas merekomendasikan buy untuk JPFA dengan target harga Rp2.850, yang merefleksikan PE/PBV 13,51 kali/2,95 kali untuk proyeksi laba 2018, serta 12,46 kali/2,65 kali untuk proyeksi 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper