Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Semen dan Telekomunikasi Diproyeksi Moncer Pada 2019

Semen dan Telekomunikasi menjadi dua sektor yang diunggulkan oleh PT Manulife Asset Management Indonesia pada tahun depan. Keduanya diprediksi akan mampu menorehkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun ini.
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Semen dan Telekomunikasi menjadi dua sektor yang diunggulkan oleh PT Manulife Asset Management Indonesia pada tahun depan. Keduanya diprediksi akan mampu menorehkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun ini.

Senior Portofolio Manager PT Manulife Asset Management Indonesia Caroline Rusli memaparkan, semen dan telekomunikasi selama ini mengalami tekanan pada profit margin.

Namun dikarenakan konsolidasi atau para pemain sudah menjadi lebih rasional, menurut Caroline akan ada perbaikan pada profit margin. Semen misalnya, yang terlibat perang harga karena banyaknya pemain baru.

"Tapi tahun ini pemain besar mulai mampu menaikkan harga jual karena pemain kecil mengalami yekanan biaya batu bara yang semakin tinggi sehingga tidak dapat melakukan perang harga," kata dia dalam riset yang dikutip, Rabu (14/11/2018).

Adapun, untuk sektor telekomunikasi, menurutnya terlibat masalah yang sama yakni perang tarif. Perang tarif yang irasional selama beberapa tahun terakhir menyebabkan profitabiltas sektor ini menjadi sangat rendah dibandingkan di negara lain.

Seperti sektor semen, kata dia, telekomunikasi saat ini mulai dapat menaikkan harga dan mengurangi tekanan pada profit margin.

"Ke depan kami tetap memonitor apa yang dilakukan para pemain ini. Namun, untuk saat ini situasi sudah jaug lebih kondusif."

Sementara itu, strategi yang akan diterapkan perseroan adalah tetap fokus pada sektor dan saham yang diuntungkan oleh perbaikan ekonomi global serta terlindungi dari efek pelemahan rupiah seperti sektor komoditas.

Manulife juga melirik saham-saham blue chip yang sudah memiliki valuasi yang cukup menarik setelah mengalami penurunan harga yang cukup dalam selama beberapa bulan terakhir.

"Diantaranya adalah otomotif yang memiliki valuasi cukup murah, telekomunikasi yang diperkirakan akan mengalami kenaikan tarif, dan semen yang udah mulai mengalami konsolidasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper