Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Motor Februari 2015 Melorot, Ini Penyebabnya

Total penjualan wholesales sepeda motor pada Februari 2015 yang 570.524 unit naik sekitar 11,03% dari Januari yang 513.816 unit, meski demikian penjualan bulan kedua tersebut turun sekitar 16,25% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 681.267 unit
Kondisi ekonomi pada awal tahun ini lebih berat dibandingkan dengan pada awal 2014. Harga beras yang melonjak dan daya beli yang anjlok adalah gambaran dari kondisi ekonomi yang tak menentu.
Kondisi ekonomi pada awal tahun ini lebih berat dibandingkan dengan pada awal 2014. Harga beras yang melonjak dan daya beli yang anjlok adalah gambaran dari kondisi ekonomi yang tak menentu.

Bisnis.com, JAKARTA - Total penjualan wholesales sepeda motor pada Februari 2015 yang mencapai 570.524 unit naik sekitar 11,03% daripada Januari yang hanya 513.816 unit. Meski demikian, penjualan pada bulan kedua tersebut melorot sekitar 16,25% daripada bulan yang sama 2014 yang mencapai 681.267 unit.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, pada tahun lalu selama Januari hingga Februari penjualan mencapai 1,261 juta unit. Adapun, pada periode yang sama tahun ini menurun sekitar 14,05% menjadi 1,084 juta unit.

Menurut Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala, penjualan pada Februari 2015 yang masih di bawah Februari 2014 karena kondisi ekonomi awal tahun ini lebih berat dibandingkan dengan pada awal 2014. Dia mencontohkan harga beras yang melambung dan daya beli konsumen yang melorot adalah gambaran dari kondisi ekonomi dalam negeri yang tak menentu.

“Kebutuhan pokok seperti beras harganya tak terkendali masyarakat lebih memprioritaskan barang kebutuhan pokok dan menahan pembelian sepeda motor. Jika naik dari Januari karena hanya mengisi pasar saja,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (9/3/2015).

Sigit mengatakan daya beli konsumen pada awal tahun ini masih tergolong rendah.Selain karena pelambatan ekonomi, di beberapa daerah di Jawa dan Sumatra yang bergantung pada komoditas belum masuk musim panen.

Dia berasumsi, pasar akan kembali bergairah seperti tahun lalu saat memasuki April dan Mei karena pada periode tersebut musim panen terjadi di beberapa daerah dan daya beli masyarakat meningkat terdorong momentum Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper