Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tepat Pilih Pelumas Kunci Hemat Perawatan Mesin Kendaraan

Sekitar 300700 liter bahan bakar minyak digunakan sebelum akhirnya mengganti pelumas atau olu dengan rentang jarak per 5.000 Km.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Sekitar 300—700 liter bahan bakar minyak digunakan sebelum akhirnya mengganti pelumas atau olu dengan rentang jarak per 5.000 Km.

Proses konversi bahan bakar menjadi tenaga oleh mesin dipastikan menyisakan kotoran yang siap menjadi kerak pada piston. Di situlah tugas dan fungsi utama si pelumas.

Menurut Shell Lubricants Techical Advisor Indonesia Shofwatuzzaki, pelumas yang baik adalah yang bisa menetralkan asam sulfur yang membandel sisa pembakaran bahan bakar. Pelumas baik tidak melulu soal harga tertinggi, tetapi yang paling cocok sesuai dengan kebutuhan mesin. Biasanya hal ini bisa dilihat pada buku manual yang didapat saat pembelian kendaraan bermotor baru.

Lebih lanjut dia menjelaskan sebelum memilih pelumas, konsumen otomotif harus terlebih dahulu mengenalinya. Beberapa hal yang menjadi poin utama adalah viskolitas atau kekentalan, spesifikasi kinerja, spesifikasi dari pembuat mesin, dan bahan pembuat pelumas.

Viskolitas dalam oli motor atau mobil biasa disebut dengan SAE, sedangkan untuk oli industri ISO. Ini adalah hal mendasar soal pelumas. “Ini kalau beli baju seperti ukuran. Kalau tidak sesuai tidak bisa jalan,” kata Shofwatuzzaki yang akrab dipanggil Zaki.

Adapun bicara soal bahan pelumas ada tiga, yakni sintetik, mineral, dan semi sintetik. Zaki menuturkan bahwa oli sintetik memiliki keunggulan sendiri karena pembuatannya sudah disesuaikan dengan kebutuhan.

Hingga saat ini belum ada aturan tegas yang mengatur soal perbedaan ketiganya, begitu juga dengan keunggulan masing-masing. Pabrikan otomotif juga jarang ada yang menganjurkan memiliki jenis oli dengan bahan baku tertentu.

“Bukan berarti juga semua yang sintetik lebih bagus dari mineral, dan tidak berarti juga semua yang mineral cenderung jelek,” kata Zaki.

Setelah mengenal karakter pelumas, ada tiga hal yang harus menjadi pertimbangan. Pertama kecocokan spesifikasi pelumas dengan rekomendasi dari pabrikan mobil atau motor. Biasanya pembuat mesin kendaraan merujuk pada viskolitas atau temperatur. Jika merujuk pada temperatur, oli yang memiliki viskolitas tinggi biasanya lebih tahan panas. Namun untuk mobil, biasanya viskolitas rendah tetap aman digunakan karena memiliki sistem pendinginan yang baik.

Kedua, kondisi tantangan kerja mesin. Jalanan yang macet di Jakarta menuntut pelumas yang memiliki kualitas baik. Stres mesin akan berkurang dengan pelumas yang benar-benar dapat berkerja sama menunjang performa.

Ketiga, orisinalitas pelumas. Zaki menyebut ini satu poin penting, karena semua hal akan percuma jika konsumen menerima oli imitasi. Dalam hal ini, Shell mengembangkan teknologi barcode jar yang kini disematkan pada setiap produk.

Barcode jar adalah kode QR yang ada pada produk pelumas sejak tiga bulan lalu. Cara kerjanya terbilang mudah, karena konsumen hanya membutuhkan ponsel pintar untuk melakukan pengecekan.

“QR Code itu hanya bisa dua kali scan [pindai]. Ke depan arus distribusi dari pabrik sampai penjualan ritel bisa dilacak,” kata Zaki.

Selain itu, dia menambahkan dalam pengisian pelumas sebaiknya berada di antara batas maksimum dan minimum. Itu adalah batas terbaik untuk mendapatkan performa maksimal.

Zaki menutup workshop bertajuk “Pentingnya Memilih Pelumas Untuk Pemeliharaan Kendaraan” dengan dampat terburuk salah memilih pelumas. “Kalau sudah salah pilih pelumas bisa macam-macam. Jangka panjang bisa mempercepat over haul,” katanya.

Dia memberikan contoh ekstrem berdasarkan pengalaman konsumen Shell di sektor pertambangan. Tidak berkerjanya sistem lubrikasi pada alat berat membuat konsumen tersebut rugi biaya dan waktu kerja.

Sebelum sistem lubrikasi pada alat berat tersebut dimodifikasi, pin pada engsel harus diganti setiap 700 jam kerja atau sekitar satu bulan dengan harga Rp400 juta. Setelah dimodifikasi dan sistem lubrikasi berjalan dengan baik, pin itu tidak rusak lebih dari satu tahun atau 9.000 jam kerja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper