Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volkswagen Ramal Jadi Pabrikan Paling Untung Dari Mobil Listrik

Perusahaan otomotif asal Jerman Volkswagen diproyeksikan menjadi pabrikan yang paling diuntungkan dari bisnis mobil elektrik.
 Thomas Sedran, Chairman of the Volkswagen Commercial Vehicles Brand's Board of Management, dan Heinz-Jurgen Low, Member of the Board for Vehicles. /Volkswagen
Thomas Sedran, Chairman of the Volkswagen Commercial Vehicles Brand's Board of Management, dan Heinz-Jurgen Low, Member of the Board for Vehicles. /Volkswagen

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan otomotif asal Jerman Volkswagen memproyeksikan menjadi pabrikan yang paling diuntungkan dari bisnis mobil elektrik.

Chief Executive Volkswagen Herbert Diess mengatakan hal tersebut disebabkan karena produsen mobil ini berencana untuk membangun fasilitas produksi baterai secara massal untuk mobil elektrik.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/11/2018), VW akan menghabiskan hampir 44 miliar Euro atau US$50 miliar untuk pengembangan mobil elektrik, sistem pengendaraan otonom dan layanan mobilitas baru pada 2023, serta pengembangan lebih lanjut kerja sama dengan pabrikan asal AS Ford.

Diess berharap untuk memiliki kerangka perjanjian dengan Ford akhir tahun ini dengan fokus awal pada kendaraan komersial. Dia menambahkan bahwa tidak ada rencana merger dengan Ford maupun pengambilalihan kepemilikan perusahaan.

"Kendaraan elektrik memiliki tingkat ekonomis yang tinggi. Saya kira kami akan menjadi perusahaan yang paling untung pada sektor kendaraan elektrik," ujarnya.

Dewan pengawas produsen mobil terbesar di Eropa tersebut memberikan suara untuk rencana belanja modal yang jauh untuk memulai produksi massal kendaraan listrik. Ini menjadi perubahan strategi paling radikal sejak skandal kecurangan diesel VW pada 2015.

Volkswagen bakal meningkatkan kemampuan produksi tiga fasilitasnya di Jerman untuk memproduksi kendaraan elektrik dan untuk mengembangkan kemitraan dengan mitra di sektor baterai dan produsen otomotif lainnya.

VW berencana meningkatkan kapasitas produksi pabriknya sebesar 30% pada 2025 dengan memproduksi kendaraan lebih banyak dengan merek yang berbeda pada lini produksi yang sama. Perusahaan ini ingin menurunkan rasio dana penelitian dan pengembangan ke 6% dari pemasukan mulai 2020.

"Kami harus bisa lebih efisien, lebih produktif, dan menghasilkan lebih banyak laba untuk mendanai belanja modal yang tinggi di masa mendatang sehingga bisa bertahan," jelas Diess.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper