Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tanah di Jakarta Timur Alami Pertumbuhan Tertinggi

Indonesia Property Watch (IPW) mencatat pertumbuhan harga tanah di Jakarta Timur akan mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan wilayah lainnya di Jakarta dengan terkoneksinya pembangunan infrastruktur di wilayah timur.
Proyek pembangunan jalur transportasi kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) di samping jalan Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (26/2)./Antara-Yulius Satria Wijaya
Proyek pembangunan jalur transportasi kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) di samping jalan Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (26/2)./Antara-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Property Watch (IPW) mencatat pertumbuhan harga tanah di Jakarta Timur akan mengalami peningkatan tertinggi dibanding wilayah lainnya di Jakarta dengan terkoneksinya pembangunan infrastruktur di wilayah timur.

Direktur Eksekutif IPW, Ali Tranghanda menuturkan,  saat ini ketertinggalan Jakarta Timur dibandingkan wilayah lainnya lebih dikarenakan minimnya jaringan infrastruktur di. Hal itu membuat pasaran harga tanah perumahan di Jakarta Timur jauh tertinggal dibanding wilayah lain yaitu rata-rata sebesar Rp 7,9 juta per m2, dibandingkan Jakarta Barat Rp 13,2 juta/m2, Jakarta Utara Rp 17,1 juta/m2, Jakarta Selatan 17,9 juta/m2, dan Jakarta Pusat Rp 18,7 juta/m2.

“Beberapa pengembang di wilayah ini masih menawarkan harga rumah di kisaran Rp1 – 2 miliar yang terbilang masih cukup rendah untuk ukuran rumah di DKI Jakarta,”katanya seperti yang dikutip dalam paparannya Kamis (2/3/2017)

Namun, dengan potensi pembangunan infratstruktur di koridor timur Jakarta, maka pergerakan harga tanah di Jakarta Timur mulai terlihat. Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan harga tanah perumahan di Jakarta Timur menempati urutan tertinggi sebesar 5,58 persen per tahun, dibandingkan Jakarta Selatan sebesar 4,67% persen, Jakarta Pusat 4,19 persen, Jakarta Barat 4,15 persen, dan Jakarta Utara 2,85 persen.

Beberapa wilayah di Jakarta masih diwarnai koreksi harga dikarenakan kenaikan yang terlalu tinggi dalam periode 2010-2012.

Berdasarkan rating wilayah yang dilakukan Indonesia Property Watch dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan infrastruktur, Pertumbuhan harga tanah, Tingkat persaingan, dan Image lokasi, Jakarta Timur berada di urutan tertinggi dengan nilai 160, diikuti Jakarta Barat 130, Jakarta Selatan 120, Jakarta Utara 110, dan Jakarta Pusat 80

Dalam perkembangannya selain pasar perumahan landed yang masih terbuka lebar di Jakarta Timur khususnya di segmen menengah atas, pasar apartemen dan komersial pun akan semakin berkembang mengejar ketinggalannya dibandingkan dengan wilayah lainnya.

“Sebagai salah satu arah pelebaran wilayah dari Kelapa Gading yang terus mengarah ke timur melewati Pulogadung dan Cakung, Jakarta Timur juga menyimpan potensi arah perkembangan dari CBD Jakarta yang terus mengarah ke Cawang ke arah jalur Light Rail Transit (LRT). Melihat hal tersebut maka hampir sebagian besar kawasan Jakarta Timur mempunyai potensi yang tinggi,” terangnya.

Belum lagi dengan peluang naiknya harga tanah yang diakibatkan perubahan tata ruang Pulogadung menyusul akan diberlakukannya aturan bahwa Jakarta bebas dari kawasan industri sehingga akan terjadi relokasi industri di Pulogadung keluar Jakarta. Tentunya kondisi akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan Pulogadung yang akan semakin bernilai secara komersial

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper