Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diproyeksikan Melemah, Pengembang Masih Pede Bangun Apatemen

Meski pasar apartemen Jakarta masih dibayangi pelemahan permintaan selama dua tahun belakangan, sejumlah emiten cukup optimistis mampu mencatatkan kinerja penjualan yang baik tahun ini.
Aktivitas pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (6/3)./JIBI-Abdullah Azzam
Aktivitas pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (6/3)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Meski pasar apartemen Jakarta masih dibayangi pelemahan permintaan selama dua tahun belakangan, sejumlah emiten cukup optimistis mampu mencatatkan kinerja penjualan yang baik tahun ini.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Investasi dan Modal PT Intiland Development Tbk. (DILD) mengatakan, salah satu proyek apartemen baru yang akan diluncurkan perseroan tahun ini adalah di Kebon Melati, Jakarta Pusat.

DILD menunda proyek ini dari yang seharusnya diluncurkan tahun lalu, bergeser ke pertengahan tahun ini. Archied tidak menyangkal saat ini pasar properti, khususnya apartemen, di Jakarta masih melemah. Akan tetapi, proyek baru ini masih diuntungkan oleh lokasinya yang premium.

Di sisi lain, reaksi pasar dua tahun terakhir menunjukkan adanya penyesuaian dari laju pasokan baru. Banyak pengembang akhirnya membatalkan atau menunda pembangunan proyek baru. Alhasil, prediksi tingkat pasokan baru sedikit terkoreksi sehingga membuka peluang penyerapan tinggi.

“Saya kira pelemahan ini tidak bisa digeneralisir. Secara overall, marketnya memang banyak yang oversupply, tetapi di sejumlah lokasi masih ada pasarnya, masih ada peluang,” katanya kepada Bisnis, dikutip Senin (6/3/2017).

DILD memiliki sejumlah proyek apartemen di Jakarta yang belum sepenuhnya terserap, misalnya proyek apartemen Regatta, Aeropolis dan 1Park Avenue.

Tahun ini, DILD menargetkan marketing sales dari proyek apartemen di Jakarta masing-masing Kebon Melati Rp520 miliar, Regatta Rp61 miliar, Aeropolis Rp160 miliar, dan  1Park Avenue Rp150 miliar.

Selain itu, perseroan juga masih menjajaki peluang bagi peluncuran apartemen South Quarter, Jakarta Selatan, tahun ini. Proyek tersebut berdampingan dengan kompleks perkantoran dan ritel South Quarter yang telah beroperasi tahun lalu.

Perseroan tidak memasukkannya dalam target marketing sales, tetapi tetap membuka peluang untuk meluncurkannya tahun ini bila persepsi investasi pasar membaik. Apalagi, kebutuhan hunian di jalur bisnis TB Simatupang sejatinya memang cukup tinggi.

Herman Wijaya, Direktur Manajemen Aset PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mengatakan, tahun ini BSDE juga mulai menjajaki peluang pasar apartemen di Jakarta secara lebih luas. BSDE saat ini masih memiliki satu proyek apartemen di Jakarta yang belum terserap pasar sepenuhnya, yakni The Elements di kawasan Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan.

Penyerapan dari proyek yang dipasarkan sejak tahun lalu tersebut baru 30%. Meski begitu, perseroan tinggal memasarkan 20% lagi, sebab 50% lainnya akan ditahan untuk disewakan kembali oleh perseroan. Gross development value proyek tersebut mencapai Rp1,3 triliun.

Perseroan juga baru saja meluncurkan proyek apartemen baru di Jl. TB Simatupang bulan lalu, yakni Southgate Residence, teridiri atas dua menara. Proyek tersebut merupakan bagian dari superblock Southgate 5,4 hektar yang terdiri atas Aeon Mall, satu menara kantor, dan satu menara lain yang akan ditentukan kemudian.

Untuk 2017, perseroan menargetkan marketing sales sedikitnya Rp250 miliar dari proyek apartemen yang dipasarkan Rp25 juta hingga Rp26 juta per m2 tersebut.

“Kami melihat apartemen Jakarta potensi masih lebih baik dibandingkan rumah tapak di BSD City, sehingga kami turunkan target marketing sales rumah tapak tahun ini, tetapi tingkatkan target proyek komersial, termasuk apartemen,” katanya.

Menurut catatan konsultan properti Colliers International Indonesia, emiten lain yang menjadwalkan penyelesaian apartemen baru tahun ini yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan proyek Holland Village, Nine Residence, dan St. Moritz (The New Ambassador Suites Tower dan New Presidential Tower).

Selain itu, ada juga PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY) dengan proyek Sentra Timur Residence Tower Brown serta PT Cowell Development Tbk. (COWL) dengan Lexington Residence dan La Terrasse.

Colliers mencatat, tingkat penyerapan apartemen Jakarta yang masih dalam tahap konstruksi per akhir tahun lalu berada di posisi 69%. POsisinya tidak banyak meningkat dari 2015, padahal tahun lalu ada cukup banyak stimulus bagi pasar properti, seperti pemangkasan suku bunga BI, relaksasi LTV dan pembelian inden rumah kedua, dan pemangkasan pajak peralihan dari 5% menjadi 2,5%.

Anton Sitorus, Direktur Riset Savills Properti Consultan Indonesia mengatakan, sejauh yang telah diluncurkan, akan ada 76.000 unit baru apartemen yang akan masuk di pasar Jakarta hingga 2021. Sekitar 35.000 di antaranya selesai tahun ini.

Sementara itu, rata-rata penyerapan tahunan hanya sekitar 10.000 unit. Bila tingkat laju penyerapan tidak banyak berubah, bisa dipastikan pasar apartemen Jakarta tahun ini masih menantang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper