Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Properti Masih Dibayangi Sikap Wait And See

Sikap pasar yang masih cenderung menunggu dan mengamati perkembangan ekonomi masih menahan laju kinerja emiten-emiten properti tahun ini
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan PP Properti di Jakarta, Sabtu (3/6)./JIBI-Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan PP Properti di Jakarta, Sabtu (3/6)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Sikap pasar yang masih cenderung menunggu dan mengamati perkembangan ekonomi masih menahan laju kinerja emiten-emiten properti tahun ini. Sejumlah emiten masih belum bisa mencapai kinerja optimalnya hingga paruh pertama tahun ini.

Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas, mengatakan pihaknya menilai kinerja sektor properti masih akan konservatif sampai akhir tahun ini, tercermin dari kinerja hingga paruh pertama tahun ini. Kendati sejumlah emiten berhasil membukukan kinerja fantastis, beberapa emiten masih harus membukukan penurunan pendapatan atau laba dibandingkan tahun lalu.

Menurutnya, beberapa emiten diuntungkan karena menjual kavling lahan hunian yang memang tinggi marginnya serta dari sejumlah pos pendaptan lain-lain. Meski begitu, Bima menilai sudah ada tanda-tanda pemulihan di sektor ini, ditandai oleh capaian rata-rata marketing sales pada kuartal pertama lalu yang hanya turun sekitar 7% secara tahunan. Padahal, tahun lalu penurunan marketing sales emiten properti mencapai hampir 50% dibandingkan 2015.

“Kalau melihat penurunan di awal tahun ini yang cukup rendah, bisa dikatakan ini sudah hampir bottom. Sampai akhir tahun mungkin masih stagnan, tetapi tahun depan harusnya sudah mulai tumbuh,” katanya, Senin (31/7/2017). Dirinya mensinyalir adanya pelemahan daya beli masyarakat, ditandai oleh dominasi pembelian melalui KPR dibandingkan cicilan tunai bertahap.

Ferry Salanto, Associate Director Colliers International Indonesia, mengatakan kinerja industri properti sepanjang semester pertama ini sejatinya belum menampilkan peningkatan yang cukup signifikan di pasar. “Tanda-tanda bahwa akan recover sudah ada, artinya ada rencana untuk ekspansi, untuk membeli dan investasi. Interest itu sudah ada, ada pent-up demand yang cukup, cuma realisasinya belum terjadi,” katanya.

Ferry mengatakan, penjualan untuk segmen bawah saat ini sudah cukup meningkat karena adanya kelonggaran kebijakan uang muka KPR dan suku bunga acuan Bank Indonesia. Tinggal selanjutnya pemerintah menjaga hal itu. Namun, untuk segmen menengah ke atas, investasi ke sektor properti masih tertahan karena kondisi bisnis sewa juga masih melesu.

Pasalnya, umumnya permintaan di segmen menengah ke atas berasal dari kalangan investor yang ingin menyewakan lagi propertinya. Turunya pasar sewa antara lain disebabkan karena laju investasi di sektor migas yang sempat melemah karena kejatuhan harga minyak. Hal ini berimbas pada berkurangnya tenaga kerja asing yang ingin menyewa hunian.

Alhasil, properti yang ada tidak menghasilkan return, justru menumpuk beban. Hal ini menyebabkan kebanyakan investor properti masih menunggu perkembangan kondisi ekonomi serta sangat sensitif terhadap wacana-wacana kebijakan baru pemerintah yang dinilai negatif bagi bisnis properti, seperti wacana pajak progresif yang sempat beredar.

“Jadi, selama mereka menilai properti belum memberi keuntungan yang menarik, mereka cenderung beralih ke investasi lain yang returnnya lebih tinggi. Memang ada anomali, indikator ekonomi semua lumayan tetapi di sektor ini tidak bergerak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper