Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Apartemen di Depok Masih Dinamis

Pertumbuhan hunian vertikal di kawasan Depok dinilai masih dinamis dan mempunyai peluang bagus. Hal ni lantaran ceruk pasarnya sendiri masih mumpuni, sebut saja yang terbesar merupakan kalangan mahasiswa yang akan maupun tengah menempuh studi di sejumlah kampus favorit di sana.
Jalan Margonda Depok, Jawa Barat/Istimewa
Jalan Margonda Depok, Jawa Barat/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Pertumbuhan hunian vertikal di kawasan Depok dinilai masih dinamis dan mempunyai peluang bagus. Hal ni lantaran ceruk pasarnya sendiri masih mumpuni, sebut saja yang terbesar merupakan kalangan mahasiswa yang akan maupun tengah menempuh studi di sejumlah kampus favorit di sana.

Berdasarkan data Rumah.com Property Index, median harga apartemen kawasan Depok berada ada kisaran Rp350 juta – Rp600 juta, pada kuartal II (Q2) 2017 mencapai Rp17,74 juta per meter persegi, menurun dibandingkan Rp18 juta atau -1,46% pada Q1 2017.

Penurunan yang terjadi tahun ini, menurut Country Manager Rumah.com, Wasudewan, berbanding terbalik dengan tren harga apartemen di Depok yang cenderung meningkat pada semester pertama, lalu menurun namun tidak signifikan di semester berikutnya.

“Tahun 2016 lalu, pada Q1 dan Q2 median harga mampu menembus masing-masing 17,88 juta dan 18,71 per meter persegi. Lalu di kuartal selanjutnya menurun tipis sebesar -0,10%. Tapi kita berharap di semester dua tahun ini akan ada perbaikan dari segi harga,” katanya dalam riset tertulis Jumat (18/8).

Sementara itu, Happy Murdianto selaku Corporate GM Sales & Marketing PT Adhi Persada Properti (APP) mengatakan bahwa kondisi penjualan apartemen di Depok seperti masih laris, terutama di bulan Juni –  Juli.

“Bulan tersebut merupakan waktu di mana para orang tua yang anaknya diterima di Universitas Indonesia, mulai mencari hunian untuk tempat tinggal anaknya. Selain kos-kosan, mereka sekarang justru lebih memilih apartemen. Dan yang mengejutkan, 30% para orang tua ini belinya secara tunai keras,” katanya.

Sisanya, para orang tua mahasiswa membeli apartemen dengan metode Kredit Pemilikan Apartemen maupun cicilan lunak (soft cash) dengan tenggat waktu 12 atau 24 bulan. Sedangkan alasan memilih membeli apartemen secara cash, lanjut Happy, adalah karena para orang tua tersebut sudah menyiapkan bujetnya sejak awal tahun.

“Rata-rata, bujet yang mereka siapkan sebenarnya untuk si anak kuliah di luar negeri. Tapi karena merasa senang karena diterima di UI, jadilah bujet yang ada dialihkan untuk beli apartemen di Depok,” tukasnya.

Sebagai bukti larisnya penjualan apartemen di Grand Taman Melati Margonda 2, ia mengungkapkan pada tahun 2016 lalu, unit apartemen di tower kedua diklaim habis dalam kurun waktu satu tahun saja. “Sementara di towerketiga sekarang sudah terjual sekitar 35% dari total apartemen sebanyak 939 unit,” kata Happy.

Dari sisi investasi, ia mengatakan bahwa apartemen di kawasan Depok khususnya di koridor Margonda memang cukup potensial. Menurutnya, harga sewa apartemen tipe studio saat ini dipasarkan kisaran Rp5 juta. 

“Sementara kenaikan harganya mencapai 12% per tahun,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper