Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2017 Penjualan Rumah Jabodetabek-Banten Belum Mencuat

Tren penurunan penjualan rumah di Jabodetabek dan Banten terus berlanjut. Hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) pada kuartal III/2017 penurunan nilai penjualan bertengger pada 25,2% menjadi sekitar Rp742 miliar.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Tren penurunan penjualan rumah di Jabodetabek dan Banten terus berlanjut. Hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) pada kuartal III/2017 penurunan nilai penjualan bertengger pada 25,2% menjadi sekitar Rp742 miliar.

Turunnya nilai penjualan ini juga sejalan dengan menurunnya jumlah unit terjual dari 2.024 unit menjadi 1.513 unit atau turun sebesar 13,7% sepanjang kuartal lalu.

Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan penurunan ini lebih dikarenakan merosotnya penjualan rumah di Banten sebesar 49%, khususnya di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya setelah pada kuartal sebelumnya naik tipis.

Penurunan tertinggi terjadi di segmen menengah yang anjlok sebesar 69,0%, sedangkan di segmen kecil juga terjadi penurunan 32,4%.

"Penurunan di tipe kecil ini juga dirasakan para pengembang perumahan sederhana di wilayah Banten. Tingginya harga tanah di wilayah Tangerang, memaksa banyak pengembang untuk menawarkan rumah dengan harga yang relatif tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan permintaan di segmen ini," katanya, Kamis (19/10/2017).

Pergeseran pasokan rumah menengah mulai terjadi ke lokasi-lokasi yang lebih jauh lagi dari pusat kota, tetapi sangat rentan dengan tingkat permintaan yang relatif lebih rendah dari pasokan yang ada.

Meskipun demikian, penjualan rumah tipe besar di Tangerang Selatan mengalami kenaikan 32,5% khususnya di beberapa perumahan seperti BSD City dan Graha Raya.

Berbeda dengan Banten, kenaikan justru terjadi di beberapa wilayah seperti Bekasi yang naik 20,7%, Bogor naik 55,3%, dan tertinggi Depok sebesar 97,6%. Dari data yang ada tampak kenaikan penjualan di Bodebek ini terjadi hampir di semua segmen dengan kenaikan tertinggi terjadi di segmen menengah.

Peningkatan ini diperkirakan lebih dikarenakan masifnya pembangunan infrastruktur di koridor Bekasi dan Bogor sehingga hampir semua proyek menawarkan rumahnya dengan konsep TOD yang meningkatkan potensi permintaan rumah di wilayah ini.

Proyek-proyek perumahan seperti Metland Cibitung, Vila Mutiara Cikarang, dan Mutiara Gading City menunjukkan peningkatan permintaan di segmen menengah sampai bawah. Peningkatan juga terjadi di beberapa proyek di ruas Cibubur-Cileungsi.

Komposisi penjualan unit rumah terbesar berada di segmen harga Rp300 juta – Rp500 jutaan sebesar 46,4 persen, diikuti segmen Rp150 juta – Rp300 jutaan sebesar 26,6%, dan rumah sederhana sebesar 17,1%. Adapun rumah seharga di atas Rp1 miliar hanya sebesar 9,9%.

Tren penjualan rumah pada kuartal akhir 2017 ini diperkirakan masih sangat tidak stabil dan belum menunjukkan tren naik yang sebenarnya. Peran perbankan terutama bank-bank BUMN diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan penjualan rumah di wilayah ini dengan menurunkan suku bunga dasar acuan yang sampai saat ini belum juga bergerak turun meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah turun sampai 4,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper