Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota di Kawasan Indonesia Timur Punya Potensi

Menata kota yang ada di wilayah timur Nusantara memang bukan hal yang mudah. Cerita lama perihal disparitas wilayah antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI) merupakan banyak hal yang paling sering dibahas dalam pembangunan nasional.
Wayag di Kabupaten Raja Ampat Papua/Indonesia Travel
Wayag di Kabupaten Raja Ampat Papua/Indonesia Travel

Bisnis.com, JAKARTA - Menata kota yang ada di wilayah timur Nusantara memang bukan hal yang mudah. Cerita lama perihal disparitas wilayah antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI) merupakan banyak hal yang paling sering dibahas dalam pembangunan nasional.

Kepala PKPT, Rezeki Peranginangin, menyampaikan pandangannya perihal kota-kota timur di Indonesia yang sebenarnya menyimpan potensi besar.

Dimulai dari Labuan Bajo sudah terkenal seantero dunia, akan terus didorong menjadi Kota Wisata dengan layanan pariwisata berkelas internasional. Ternate yang menyimpan sejuta cerita masa lampau, akan menjadikan Heritage (pusaka) sebagai nafasnya. Sorong, selain sebagai pintu gerbang Raja Ampat juga patut berbangga menjadi salah satu pusat perdagangan dan industri di kawasan Timur. Yang terakhir, Jayapura agar terus menjadi magnet pertumbuhan kawasan perbatasan lintas Negara,” ujar Rezeki.

Sementara itu Prof. Johan Silas menyampaikan beberapa pandangannya terkait kesukesan Surabaya dalam menata kotanya. Menurut Prof. Johan, kunci utama dari proses penataan kota ini adalah masyarakatnya mau untuk diajak berubah ke arah yang lebih baik, selain tentunya figur pemimpin daerah yang kompeten.

“Budaya atau peradaban arek suroboyomenunjukkan ciri yang egaliter. Hal ini saya lihat belum terlalu nampak di kota lain,” katanya menurut keterangan resmi dikutip Sabtu (21/10/2017).

Selanjutnya Mia Amalia, Kasubdit Perkotaan, Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Bappenas, juga menyampaikan evaluasi dan rekomendasi terkait pengembangan kota di wilayah timur Indonesia.

“Data Susenas 2016 menunjukkan bahwa 11,8 juta keluarga tidak memiliki rumah , 4,8 juta keluarga yang harus tinggal berbagi atap dengan keluarga lain, serta 5,9juta keluarga tinggal di rumah dengan bangunan fisik tidak layak huni. Namun di sisi lain, 3,1 juta keluarga memiliki rumah lebih dari satu.

Selain itu, Indonesia masih ada di peringkat rendah dalam hal akses sanitasi bila dibandingkan dengan negara-negara anggota G20. Hal ini menjadi gambaran bahwa pekerjaan rumah kita masih banyak untuk menciptakan suasana permukiman masyarakat yang ideal, selain juga menyasar pada pencapaian Sustainable Development Goals atau pembangunan berkelanjutan secara global,” tegas Mia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper