Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Tekanan Global, Chiang Mai Initiative Jadi US$240 Miliar

Untuk memperkuat perekonomian menghadapi tekanan global, bank-bank sentral Asia Tenggara plus three mengamandemen perjanjian Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM).

Bisnis.com, JAKARTA--Untuk memperkuat perekonomian menghadapi tekanan global, bank-bank sentral Asia Tenggara plus three mengamandemen perjanjian Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM).

Awalnya nilai komitmen tersebut hanya US$120 miliar menjadi US$240 miliar. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan ketersediaan fasilitas CMIM precautionary line bisa mencegah terjadinya krisis.

"Ini menjadi penguatan dari koorperasi bank-bank di Asia," ungkap, Jumat (18/7).

Menurutnya, amandemen yang efekti pada 17 Juli 2014 akan memperkuat jaringan pengaman keuangan regional bagi anggota CMIM dalam menghadapi masalah neraca pembayaran potensial maupun aktual dan kesulitan likuiditas jangka pendek

Adapun anggota CMIM adalah negara Asean plus three yakni Jepang, China dan Korea. Sedangkan kontribusi keuangan Indonesia mencapai US$9,1 miliar, dengan jumlah maksimum swap mencapai US$22,76 miliar.

Perry mengungkapkan Bank Sentral akan semakin mampu menangkal tekanan global yang bisa berdampak negatif, karena bank-bank di Asia saling mendukung. Jika sewaktu-waktu bank Asean mengalami tekanan cadangan devisa dan nilai tukar, maka respon saling mendukung akan ada.

Dia mengatakan kerja sama CMIM telah berlangsung sejak dulu. Namun, kesepatan tampak terlihat lama karena ada masalah proses ratifikasi dan masing-masing negara memerlukan proses politik di masing-masing. Menurutnya, terakhir ini yang meratifikasi adalah Thailand.

Melalui ratifikasi itu, lanjutnya, kemampuan kawasan regional kian kuat mengantisipasi normalisasi kebijakan moneter the Fed di tahun depan. Sebelumnya, Bank Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral dengan China dan Korea.

Gubernur BI Agus D. W Martowardojo mengungkapkan sejak satu setengah tahun lalu, BI sudah melihat dari seluruh bauran kebijakan yang dikeluarkan bersama regulator lain dan pemerintah.

"Salah satu yang kita canangkan adalah memperkuat kerja sama Bank Sentral antar negara," katanya.

Agus mengungkapkan initiative Chiang Mai ada porsi de-linked, maka akan ada fleksibilitas. Sehingga untuk menangani masalah di tingkat regional, maka tak perlu datang ke lembaga multilateral, cukup diselesaikan di regional.

Kendati CMIM diamandemen, kini BI kembali menyasar bilateral swap agreement ke negara-negara lain. Agus menilai, perkembangan global yang datang tidak boleh dianggap enteng.

"Indonesia juga mengantisipasi dinamika di dunia yang terus berjalan, jadi musti mempersiapkan diri," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper