Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI INDIA: ADB Ingatkan Waspadai Perubahan Iklim

India diminta mewaspadai risiko yang dapat disebabkan perubahan iklim, mengingat negara tersebut masih menggantungkan pendapatan pada sektor pertanian. India ditengarai dapat kehilangan hingga 8,7% produk domestik bruto (PDB) pada 2100 mendatang jika negara tersebut gagal menangani dampak perubahan iklim.
 Bank Sentral India/sulekha.com
Bank Sentral India/sulekha.com

Bisnis.com, NEW DELHI – India diminta mewaspadai risiko yang dapat disebabkan perubahan iklim, mengingat negara tersebut masih menggantungkan pendapatan pada sektor pertanian. India ditengarai dapat kehilangan hingga 8,7% produk domestik bruto (PDB) pada puluhan tahun mendatang jika negara tersebut gagal menangani dampak perubahan iklim.

Kesimpulan tersebut tercantum dalam laporan Asian Development Bank (ADB) bertajuk Assessing the Costs of Climate Change and Adaptation in South Asia yang dipublikasikan Selasa (19/8). Laporan tersebut menggarisbawahi dampak yang dapat ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat menyebabkan gangguan suplai makanan dan pendapatan.

“Sektor agrikultur menciptakan lapangan kerja, sebagian besar populasi pedesaan India bergantung pada sektor tersebut. Oleh karena itu, temperatur udara dan curah hujan merupakan hal penting. Kekeringan dapat merugikan masyarakat,” ungkap Wakil Presiden bidang Knowledge Management and Sustainable Development ADB, Bindu Lohani.

Hal yang sama akan terjadi pada beberapa negara Asia Tenggara lain seperti Bangladesh, Bhutan, Maladewa, Nepal, dan Sri Lanka yang akan kehilangan rata-rata 1,8% dari PDB hingga 2050 dan 8,7% dalam 100 tahun mendatang. Jika langkah-langkah tertentu mampu menahan kenaikan suhu di bawah 20C, maka risiko pun akan menipis di bawah 2%.

“Ekonomi Asia Selatan berada dalam ancaman serius pada ratusan juta penduduknya yang hidup bergantung pada sektor yang dekat dengan iklim. Negara baik individu dan kolektif harus segera mempertimbangkan cara untuk mencegah kekurangan pasokan makanan, ekergi, dan penyebaran penyakit,” kata Lohani dalam rilis ADB yang dipublikasikan di situs resminya.

Saat ini sektor pertanian India pun masih kritis, karena curah hujan negara tersebut berada di bawah normal. Meski Perdana Menteri Narendra Modi telah menyiapkan cadangan beras, keterpurukan sektor pertanian berperan besar menyumbang inflasi tinggi sebesar 8,5%.

“Selain itu, 8000 kilometer garis pantai negara tersebut telah mengalami kenaikan permukaan air laut. Gujarat dan Maharashtra akan tergenang air dalam beberapa tahun mendatang,” ungkap laporan 163 halaman tersebut.

Untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim, India membutuhkan bantuan komunitas global. ADB memprediksikan negara-negara Asia Selatan setidaknya harus menghabiskan US$73 miliar hingga 2100 atau sekitar 0,86% dari PDB-nya untuk implementasi kebijakan terkait.

Nilai tersebut bisa ditekan menjadi setengahnya menjadi US$40,6 miliar atai 0,48% dari PDDB jika negara-negara dunia membantu Asia Selatan menjaga kenaikan suhu tak lebih dari 20C.

Beberapa rekomendasi program yang bisa diterapkan India untuk mengatasi ancaman perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, dan gangguan pada sektor pertanian yaitu pengelolaan wilayah pesisir, mengembangkan varietas tanaman tahan garam, efisiensi sektor energi, dan perlindungan pada air tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper