Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Transaksi Berjalan India Melebar

Defisit transaksi berjalan India melebar menjadi US$7,8 miliar pada kuartal kedua, setelah mengalami defisit US$1,2 miliar pada kuartal sebelumnya. Kenaikan ini terdampak oleh keputusan melonggarkan sejumlah restriksi impor emas oleh pengambil kebijakan negara tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit transaksi berjalan India melebar menjadi US$7,8 miliar pada kuartal kedua, setelah mengalami defisit US$1,2 miliar pada kuartal sebelumnya.

Kenaikan ini terdampak oleh keputusan melonggarkan sejumlah restriksi impor emas.

Meski naik signifikan, nilai ini terhitung 1,7% dari produk domeatik bruto (PDB), berada di bawah target defisit Reserve Bank of India (RBI) yaitu defisit 2,5% terhadap PDB.

"Seiring pertumbuhan ekonomi, impor akan ikut meningkat sehingga ada pelebaran terhadap defisit neraca transaksi berjalan," kata ekonom Nomura Holdings Inc di Mimbai, Sonal Varma, merespons laporan RBI tersebut.

Adapun neraca transaksi berjalan India mengalami defisit sebesar US$21,8 sepanjang 2013 lalu. Setelah menghapus beberapa pembatasan, impor emas ke India melonjak 65% pada Juni.

Bentuk pelonggaran yang dilakukan pemerintah India yaitu memperbolehkan bank-bank dan pedagang membeli komoditas tersebut dalam jumlah besar di luar negeri. Merespons laporan ini, rupee melemah 0,1% ke level 60,5975 per dolar.

Sepanjang tahun ini rupee telah menguat 2%, terdampak oleh aliran dana masuk dari investor sebesar US$30 miliar pada saha dan obligasi India. Jumlah ini berperan dalam meningkatkan PDB India yang tumbuh 5,7% pada kuartal kedua lalu. Ekonomi negara tersebut diprediksikan tumbuh 5,9% sepanjang tahun ini.

Adapun defisit transaksi berjalan India, menurut studi Citigroup Inc, diprediksi naik menjadi US$39,9 miliar tahun ini dengan asumsi suku bunga stabil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper