Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Pebisnis Jerman Tolak Sanksi UE untuk Rusia

Kalangan pebisnis berpengaruh asal Jerman menilai paket sanksi kedua yang dijatuhkan oleh UE kepada Rusia akhir pekan lalu sebagai sebuah kesalahan karena Moskwa dan Kiev tengah berupaya memperpanjang gencatan senjata.

Bisnis.com, BERLIN--Kalangan pebisnis berpengaruh asal Jerman menilai paket sanksi kedua yang dijatuhkan oleh UE kepada Rusia akhir pekan lalu sebagai sebuah kesalahan karena Moskwa dan Kiev tengah berupaya memperpanjang gencatan senjata.

Kepala Komite Ekonomi Eropa Timur Jerman (GCEEE) Eckard Cordes menyatakan, komite yang berisi sekitar 200 perusahaan yang berinvestasi di Rusia, mendesak agar UE menunda pemberian sanksi.

"Kami berharap gencara senjata dapat diperpanjang dengan cara menunda sanksi. Paket sanksi baru tidak akan menurunkan tensi ketegangan. Bahkan, Rusia kemungkinan besar akan membalas sanksi itu," ungkap Cordes, Selasa (16/9/2014)

Jerman yang merupakan negara dengan kekuatan ekonomi paling besar sekaligus mitra bisnis Rusia yang paling kuat di tanah Eropa. Sekitar 40% kebutuhan gas Jerman disuplai dari Rusia dan nilai ekspor Rusia ke Jerman sebanyak 36 miliar euro tahun lalu.

Adapun, terdapat 6.200 perusahaan Jerman di Rusia dengan total nilai investasi setara 20 miliar euro. Rusia juga merupakan rekan komersil terbesar ke 11 bagi Jerman dengan estimasi lapangan kerja sekitar 300.000 orang.

Cordes menambahkan jika sanksi tidak ditunda, ekspor Jerman ke Rusia akan jatuh 20%-25% tahun ini.

Secara terpisah, Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel mengatakan pihaknya yakin paket sanksi itu akan memberi efek kepada Moskwa.

"Saya sangat berharap efek tersebut. Ekonomi Rusia saat ini jauh dari kata baik. Namun pada saat yang sama, kami tetap menginginkan semua pihak kembali duduk di meja perundingan," kata Sigmar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper