Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerusuhan Agama di India: 40 Warga Gujarat Ditahan

Kepolisian negara bagian Gujarat, India, menahan 40 orang yang diduga terkait dengan bentrok antara masyarakat Hindu dengan Muslim, demikian pemerintah setempat mengatakan Ahad.
Perdana Menteri India Narendra Modi /reuters
Perdana Menteri India Narendra Modi /reuters

Bisnis.com, AHMEDABAD--Kepolisian negara bagian Gujarat, India, menahan 40 orang yang diduga terkait dengan bentrok antara masyarakat Hindu dengan Muslim, demikian pemerintah setempat mengatakan Ahad.

Selain itu, pemerintah India juga memutus saluran internet telephon genggam dan layanan pesan singkat untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut.

Kedua kelompok masyarakat itu saling melempar batu dan membakar sejumlah kendaraan pada Sabtu di kota Vadodara, kata pihak kepolisian.

Pasukan paramiliter kemudian ditempatkan di Vadodara untuk meredakan ketegangan.

"Kepolisian telah menahan lebih dari 40 orang dalam kaitannya dengan kerusuhan komunal di Vadodara. Jumlah tersebut akan terus naik karena operasi penangkapan masih terus berlanjut," kata pejabat senior negara bagian Gujarat, S.K. Nanda kepada AFP.

Pemutusan layanan telephon genggam akan terus dilakukan sampai 30 September untuk mencegah meluasnya bentrokan dan meredakan ketegangan, demikian pemerintah mengatakan.

Ketegangan antara dua kelompok memuncak pada Kamis setelah tersebarnya foto tanah suci Mekkah yang telah diedit di sosial media. Masyarakat Muslim merasa tersinggung oleh gambar tersebut, demikian berita dari surat kabar Indian Express pada Ahad.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, berasal dari negara bagian Gujarat. Dalam pemilu Maret lalu, Modi memenangi kursi parlemen dari suara warga kota Vadodara (perdana menteri di India dipilih oleh parlemen).

Gujarat pada 2002 lalu pernah dilanda kerusuhan antara kelompok mayoritas Hindu dengan minoritas Muslim yang menewaskan lebih dari 1.000 warga.

Pejabat setingkat gubernur di Gujarat pada saat itu adalah Modi. Dia menerima kritik tajam dari banyak pihak karena dinilai gagal menghentikan meluasnya pertumpahan darah.

Modi sendiri membantah tuduhan yang menyatakan dia terlibat dalam kerusuhan. Setelah melakukan penyelidikan, Mahkamah Agung kemudian memutuskan bahwa tokoh India itu tidak bersalah.

Sebelum menjadi perdana menteri, Modi sempat dibenci oleh Amerika Serikat akibat kerusuhan di negara bagian yang dipimpinnya.

Namun relasi itu kini berubah. Modi tengah berada di Amerika Serikat dan dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Editor
Editor : Rustam Agus
Sumber : Antara/Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper