Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KOMODITAS: Karet dan Kelapa Sawit Babak Belur. Pengusaha Sumsel Risau

Pelaku usaha di Sumsel mengaku menghadapi masa sulit sejak pertengahan tahun lalu hingga saat ini karena harga komoditas perkebunan berupa karet dan kelapa sawit yang terus turun.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, PALEMBANG -- Pelaku usaha di Sumatera Selatan sedang berada dalam kondisi risau belakangan ini.

Mereka mengaku menghadapi masa sulit sejak pertengahan tahun lalu hingga saat ini karena harga komoditas perkebunan berupa karet dan kelapa sawit yang terus turun.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumsel Sumarjono Saragih mengatakan bahkan harga karet saat ini sudah menyentuh titik terendah sepanjang lima tahun terakhir.

"Bisnis di Sumsel sedang menghadapi masa sulit karena harga komoditas yang babak belur dan kondisi ini sudah berdampak ke mana-mana," katanya, Selasa (30/9/2014).

Berdasarkan catatan Apindo Sumsel, penurunan harga kedua komoditas andalan Sumsel itu sudah mencapai 45% dibandingkan tahun lalu.

Sumarjono mengatakan saat ini harga bahan olah (bokar) sekitar US$1,4 per kilogram atau Rp15.000--Rp16.800 per kg padahal sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis, harga bokar masih di atas Rp17.000 per kg bahkan sempat berkisar Rp20.000 per kg.

Sementara untuk harga tandan buah segar (TBS) yang dijual petani kelapa sawit saat ini sekitar Rp1.500 per kg.

Meski Dinas Perkebunan baru--baru ini melansir terjadi peningkatan harga namun menurut Apindo harga yang diterima petani maupun pengusaha itu tergolong rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Itu untuk TBS yang kualitas terbaik, coba bayangkan untuk TBS yang kualitasnya rendah, paling petani hanya menerima Rp700 - Rp800 per kg," jelasnya.

Dia mengatakan secara eksternal anjloknya harga komoditas itu juga disebabkan bermunculannya negara produsen baru yang menambah persaingan, seperti Myanmar, Vietnam dan Laos yang mulai memproduksi karet dan Afrika yang menghasilkan CPO.

Anjloknya harga komoditas itu, lanjut dia, berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun. Seperti diketahui, masyarakat Sumsel banyak yang berprofesi sebagai petani karet.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper