Bisnis.com, JAKARTA-- Rata-rata perusahaan menerapkan aturan yang tidak memperbolehkan suami istri bekerja dalam satu kantor.
Biasanya, si wanita yang memilih keluar dari kantornya lalu mencari pekerjaan baru mendekati hari pernikahan.
Sementara si lelaki tetap bertahan di kantor yang lama.
Cinta yang tumbuh di antara rekan sekantor adalah suatu hal yang wajar terjadi.
Menurut psikolog Witrin Gamayanti, kenyamanan berkomunikasi tanpa paksaan karena urusan yang sama di antara teman sekantor akan mampu menumbuhkan rasa suka.
“Itu akan mengalir secara normal, karena urusan kantor yang sama,” katanya kepada Bisnis.
Buat mereka yang masih single, lanjutnya, kesempatan semacam itu memang berpotensi menyeret ke arah hubungan yang lebih jauh daripada sekadar rekan kerja.
Witrin mengingatkan masing-masing agar mampu menjaga sikap. Jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak pantas di lingkungan kantor.
Jika keduanya memutuskan untuk menuju jenjang lebih serius yaitu menikah harus dipikirkan matang-matang.
Apabila perusahaan memperbolehkan suami istri berada dalam satu kantor, keduanya musti menjaga profesionalisme dalam bekerja meski di rumah tengah terjadi masalah.
Saat seseorang sudah menikah, banyak hal kecil yang kerap kali menjadi bahan pertengkaran dengan pasangannya.
Masalah-masalah semacam itu bisa jadi terbawa hingga ke kantor dan akan berpengaruh pada kinerja mereka.
Karena itu, perusahaan biasanya tidak memperbolehkan suami istri dalam satu kantor.
Jika diperbolehkan, ada pula yang menerapkan agar mereka berada di departemen yang berbeda.
Ketika salah satunya harus mengundurkan diri dari kantor, akan terjadi kebingungan.
Witrin mengatakan sesuai kultur timur, laki-laki yang wajib bekerja.
Harga diri mereka terlihat dari pekerjaan dan uang.
Karena itu, wanita bisa mengalah terlebih dahulu dengan mengundurkan diri dari kantor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
