Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PIALA DUNIA QATAR 2022: Presiden FIFA Pilih Geser Jadwal

Presiden FIFA Sepp Blatter merekomendasikan penggeseran jadwal putaran final Piala Dunia Qatar 2022 ke akhir tahun, dari musim panas di pertengahan tahun yang sangat terik di negara Timur Tengah tersebut.
Ilustrasi: Desain Stadiun Qatar/Reuters
Ilustrasi: Desain Stadiun Qatar/Reuters

Bisnis.com, PARIS -- FIFA nampaknya akan mengubah jadwal putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar.

Presiden FIFA Sepp Blatter merekomendasikan penggeseran jadwal putaran final Piala Dunia Qatar 2022 ke akhir tahun, dari musim panas di pertengahan tahun yang sangat terik di negara Timur Tengah tersebut.

Kepada stasiun radio France Info, Senin (20/10/2014) waktu setempat menyatakan bahwa Blater mengakui jika penggeseran jadwal ke akhir tahun itu bisa mengubah jadwal kompetisi liga domestik berbagai negara.

"Kita tidak bisa menyelenggarakan Piala Dunia (Qatar 2022) pada musim panas," kata Blatter yang akan maju lagi dalam pemilihan presiden FIFA, meski banyak isu miring dalam 16 tahun kepemimpinannya, termasuk tuduhan korupsi atas dipilihnya Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022.

"Waktu yang paling tepat adalah akhir tahun," kata pria asal Swiss berusia 78 tahun itu.

Blatter, yang sejak Januari 2011 mengatakan putaran final Piala Dunia di Qatar perlu digeser jadwalnya dari biasanya bulan Juni/Juli karena panasnya temperatur udara di bulan itu, mengakui bahwa hal tersebut memang kurang menyenangkan bagi klub-klub.

"Namun, Piala Dunia adalah sangat penting," katanya.

Pergantian waktu kompetisi ke awal tahun kemungkinan akan menambah permasalahan seperti bentrok jadwal dengan Olimpiade musim dingin.

Qatar dan FIFA menghadapi tekanan untuk memindahkan Piala Dunia 2022 ke luar negara itu karena minimnya budaya dan infrastruktur olahraga, ditambah lagi adanya isu suap dalam proses pencalonan.

Liga-liga utama Eropa juga telah tegas menentang saran yang menyatakan Piala Dunia dipindah ke musim dingin untuk menghindari musim panas di Qatar, sementara juga sudah ada tuduhan miring mengenai kondisi kerja para pekerja migran yang membangun stadion dan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper