Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Mulai Naik di Padang

Harga beras eceran di Kota Padang, Sumatra Barat sudah mengalami kenaikan sejak pekan lalu. Terutama beras premium yang rata–rata naik sebesar Rp2.000 hingga Rp3.000 dari harga normal.
Aktivitas pedagang beras lokal/Bisnis-Arief Rahman
Aktivitas pedagang beras lokal/Bisnis-Arief Rahman

Bisnis.com, PADANG—Harga beras eceran di Kota Padang, Sumatra Barat sudah mengalami kenaikan sejak pekan lalu. Terutama beras premium yang rata – rata naik sebesar Rp2.000 hingga Rp3.000 dari harga normal.

Informasi yang dihimpun di Pasar Raya Padang, pasar terbesar di daerah itu didapatkan harga beras IR 42 biasa dijual Rp21.000 per gantang dari sebelumnya Rp19.000. Satu gantang sama dengan 1,4 kilogram.

Kemudian, beras medium Solok dijual Rp23.000 per gantang dari harga sebelumnya yang hanya Rp21.000 per gantang, kemudian beras premium jenis Sokan dijual di harga Rp25.000 per gantang.

“Memang dari pemasoknya sudah naik, kami mengikuti saja,” kata Yani (38), pedagang beras di pasar tersebut, Selasa (13/11/2018).

Menurutnya, harga beras sudah mengalami kenaikan sejak akhir bulan lalu, dan terus mengalami kenaikan hingga saat ini.

Adapun, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatatkan inflasi Oktober 2018 salah satunya juga dipicu naiknya harga komoditas beras, selain kenaikan pada harga cabai.

Beras mengalami inflasi sebesar 2,50% di Kota Padang dan 3,39% di Bukittinggi, sehingga ikut berkontribusi menyebabkan inflasi di dua kota tersebut, setelah beberapa bulan sebelumnya mengalami deflasi.

Di Kota Padang misalnya mengalami inflasi 0,8% dan Bukittinggi 0,92%, dengan inflasi kalender atau dari Januari hingga Oktober sebesar 2,19% di Padang dan 1,73% di Bukittinggi.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, atau year on year (yoy) inflasi dua kota itu masing – masing 3,41% dan 2,43%.

Selain beras, penyumbang inflasi terbesar adalah cabai merah yang naik 16,10% dengan sumbangan terhadap inflasi daerah itu mencapai 0,41% di Padang dan naik 37,64% dengan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,57% di Bukittinggi.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Candra mengatakan pengaruh cuaca dengan intensitas hujan tinggi dalam beberapa bulan terakhir mempengaruhi produksi beras daerah itu.

“Jadi banyak gabah yang belum kering karena hujan terus, jadi tidak bisa masuk ke penggilingan,” katanya.

Meski begitu dia menyebutkan, secara umum pasokan beras di daerah itu masih terkendali dengan baik karena beberapa daerah sudah melakukan panen, sehingga tinggal melakukan penggilingan.

Dia juga mengklaim produksi padi Sumbar tahun ini bakal sesuai target sebesar 3 juta ton, termasuk melalui program cetak sawah baru di beberapa daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper