Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Targetkan Pangsa Pasar IKNB Syariah Capai 5% Pada 2017

Otoritas Jasa Keuangan menargetkan pangsa pasar industri keuangan non bank (IKNB) syariah bisa mencapai kisaran 5%.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan/JIBI-Paulus Tandi Bone
Kantor Otoritas Jasa Keuangan/JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan menargetkan pangsa pasar industri keuangan non bank (IKNB) syariah bisa mencapai kisaran 5%.

Direktur IKNB Syarih Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moch. Muchlasin mengatakan pada tahun lalu pangsa pasar IKNB syariah jika dibandingkan pangsa para IKNB konvensional mencapai 4,66%. Realisasi itu melampaui target awal OJK yang memperkirakan pangsa pasar industri akan mencapai 4,6% hingga akhir 2016.

“Pangsa pasar di tahun ini kami harapkan naik. Kami cukup optimistis pangsa pasar tahun ini bisa mencapai kisaran 5%,” kaya Muchlasin kepada Bisnis, Jumat (3/3/2017).

Menurutnya, peningkatan pangsa pasar IKNB syariah akan didorong oleh penambahan jumlah pelaku industri, serta upaya pemisahan (spin off) unit usaha syariah atau UUS. Adapun, saat ini OJK tengah memproses perizinan spin off beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife), dan pendirian UUS untuk PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia (Reliance Life), dan PT Asuransi Sinarmas.

Selain itu, OJK juga tengah memproses perizinan pendirian perusahaan asuransi jiwa syariah yang merupakan anak usaha dari Capital Financial Group.

Dia mengatakan untuk meningkatkan pertumbuhan industri asuransi syariah, otoritas terus mendorong perusahaan asuransi lainnya yang memiliki UUS untuk segera melakukan spin off. Dorongan itu dilakukan sesuai ketentuan dalam Undang-Undang No.40/2014 tentang Perasuransian.

Beleid itu mewajibkan perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang memiliki UUS dengan nilai tabarru dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50%, maka diwajibkan melakukan pemisahan unit usaha syariah selambat-lambatnya 10 tahun sejak UU tersebut diundangkan atau selambat-lambatnya pada akhir tahun 2024.

Untuk mendorong percepatan spin off, dia menyatakan pihaknya juga akan segera menerbitkan surat edaran yang mewajibkan perusahaan asuransi yang memiliki UUS untuk segera menyerahkan peta jalan (road map) terkait rencana pengembangan bisnis dan pelepasan UUS.

“Kami targetkan aturannya terbit di semester pertama tahun ini. Setelah itu, kami akan berikan waktu sekitar satu tahun kepada perusahaan asuransi dan reasuransi syariah untuk segera menyerahkan road map," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan industri asuransi syariah diprediksi masih akan menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan aset IKNB syariah.

Sepanjang 2017, pertumbuhan aset industri asuransi syariah diprediksi stabil atau cenderung sama dengan capaian tahun lalu yaitu berada pada kisaran 25%.

Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset asuransi syariah pada 2016 mencapai Rp33,24 triliun, atau tumbuh 25% jika dibandingkan capaian tahun sebelumnya dengan aset sebesar Rp22,36 triliun.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AAUI) Taufik Marjuniadi mengatakan pertumbuhan aset asuransi syariah pada tahun ini masih akan tetap stabil di kisaran 25%, tetapi dari sisi nilai akan meningkat signifikan.

“Pertumbuhan aset 2017 kurang lebih akan sama dengan capaian tahun lalu. Pelaku industri akan tetap berupaya menjaga kestabilan pertumbuhan aset di kisaran 25% atau bahkan bisa meningkat,” kata Taufik.

Menurutnya, target aset diyakini bisa tetap tumbuh di kisaran 25%, sejalan dengan target kontribusi bruto yang ditargetkan tumbuh di kisaran 15—20%. Dia menuturkan, target kontribusi bruto pada tahun ini juga diprediksi sama dengan rata-rata pertumbuhan industri pada tahun lalu yang mencapai 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper