Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSM Catatkan Aset Tertinggi Sejarah Bank Syariah

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada kuartal I/2017 ini mencatatkan pertumbuhan aset yang meningkat signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Mandiri di Jakarta, Kamis (9/3)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Mandiri di Jakarta, Kamis (9/3)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, CIREBON – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada kuartal I/2017 ini mencatatkan pertumbuhan aset yang meningkat signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Ade Cahyo Nugroho, Direktur Bank Syariah Mandiri, menyampaikan pertumbuhan aset perseroan ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah.

“Berita bagusnya, kuartal I ini pertama kalinya BSM mencatatkan aset Rp80 triliun, ini yang paling tinggi dalam sejarah aset bank syariah,” ujarnya, pekan ini.

Ade Cahyo juga mengatakan bahwa laba bersih, dan dana pihak ketiga perseroan tumbuh, “Laba bersih kami sesuai target tumbuh 20% dibandingkan dengan tahun lalu, sementara DPK [dana pihak ketiga] tumbuh 12% serta pembiayaan tumbuh 10%.”

BSM juga memiliki ekses likuiditas sekitar Rp18 triliun yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan pembiayaan infrastruktur yang membutuhkan dana dalam jumlah besar. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. itu membuka kesempatan untuk dapat bergabung dengan bank-bank syariah lainnya dalam proyek penyaluran kredit sindikasi ke sektor infrastruktur.

“Memang di Januari – Februari melambat, namun Maret kami liat pipeline pembiayaan sudah ada jadi kami optimis likuiditas bisa kami manage dengan baik,” tuturnya.

Ekses likuiditas ini dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan pembiayaan infrastruktur yang membutuhkan dana dalam jumlah besar. Anak usaha Bank Mandiri itu membuka kesempatan untuk dapat bergabung dengan bank-bank syariah lainnya dalam proyek penyaluran kredit sindikasi ke sektor infrastruktur.

“Pembiayaan ke sektor infrastruktur, pada awal Maret kami sudah menyetujui proyek infrastruktur yang dikerjakan BUMN cuma memang pencairan bertahap,” katanya.

Ade Cahyo mengaku perseroan memang cukup berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan karena NPL yang cukup tinggi beberapa waktu yang lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper