Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keuangan Syariah Butuh Sosialisasi Massif di NTB

Pemerintah dinilai perlu mengenalkan produk-produk keuangan syariah agar bisa lebih dikenal di masyarakat sehingga bisa memiliki nilai kompetitif dengan produk layanan keuangan konvensional salah satunya pasar modal syariah.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad (kedua kanan) berbincang dengan Sekda Jateng Sri Puryono (kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani (kedua kiri) usai membuka Keuangan Syariah Fair (KSF) 2017, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/5)./Antara-R. Rekotomo
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad (kedua kanan) berbincang dengan Sekda Jateng Sri Puryono (kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani (kedua kiri) usai membuka Keuangan Syariah Fair (KSF) 2017, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/5)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, MATARAM - Pemerintah dinilai perlu mengenalkan produk-produk keuangan syariah agar bisa lebih dikenal di masyarakat sehingga bisa memiliki nilai kompetitif dengan produk layanan keuangan konvensional salah satunya pasar modal syariah.

Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rosyadi Sayuti meminta pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) NTB menjadi pionir dalam mengenalkan kepada masyarakat bagaimana cara berinvestasi pada pasar investasi syariah.

Rosyadi menyadari bahwa dukungan banyak pihak, terutama IAEI sangat dibutuhkan untuk membangkitkan ekonomi syariah Indonesia yang market share -nya masih rendah, hanya berkisar di angka 5%. Untuk itu, NTB dengan basis masyarakat muslim yang besar diharapkan bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi syariah nasional.

"Komitmen Pemerintah Provinsi NTB memasyarakatkan Ekonomi Syariah tidak perlu diragukan lagi. Bahkan kebijakan untuk mengkonversi Bank NTB Konvensional menjadi 100% Bank Syariah telah mencapai kesepakatan bersama," ujar Rosyadi di Mataram, Kamis (25/5/2017).

Menurut Rosyadi, salah satu yang menyebabkan lambannya pertumbuhan perbankan syariah disebabkan terminologi yang digunakan dalam perbankan syariah masih belum familiar dikenal masyarakat. Menurutnya, sosialisasi eksternal seperti dari IAEI ini yang lebih optimal menjadi solusi membangkitkan ekonomi syariah di Indonesia.

“Jika sosilisasi ke masyarakat sudah mantap, saya yakin akan banyak nasabah baru yang akan menabung di Bank, Karena sebelumnya tidak sedikit masyarakat kita yang enggan berhubungan dengan Bank karena alasan riba," ujarnya.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah IAEI NTB, Zaidi Abdad menyambut baik dan mendukung arahan tersebut. Pihaknya berjanji akan mendukung sepenuhnya proses konversi Bank NTB konvensional mejadi Bank NTB Syariah.

“Kami ingin mengeratkan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah daerah agar lebih optimal membangun perekonomian syariah di bumi seribu masjid,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper