Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah segera memisahkan unit usaha syariahnya menjadi satu entitas perusahaan tersendiri alias spin off.
Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya mengatakan pihaknya sedang mematangkan rencana spin off tersebut sebagaimana diminta oleh regulator. Perumusan strategi dan rencana spin off ditargetkan rampung pada 21 Juli 2017.
Seiring dengan rencana spin off, Bank Jateng berusaha melakukan penguatan aset dan modal.
“Rencana realisasinya masih kami hitung. Treshold-nya bukan tahun tapi asset harus minimal Rp10 triliun sampai dengan Rp15 triliun dan modalnya juga harus Rp1 triliun agar kuat pasca spin off," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (9/7/2017) malam.
Adapun, pada tahun ini, laba unit usaha syariah Bank Jateng diproyeksikan melonjak hingga 112% dibandingkan dengan capaian laba pada tahun lalu senilai Rp28 miliar. Pada tahun ini, laba ditargetkan mampu menyentuh Rp60 miliar.
Optimisme pertumbuhan laba tersebut seiring dengan peningkatan penyaluran pembiayaan yang diharapkan dapat tumbuh sampai 80% dari Rp1,3 triliun menjadi Rp2,3 triliun. Begitu juga dengan dana pihak ketiga, diyakini akan terkerek 52% dari Rp2,2 triliun menjadi Rp3,3 triliun.
Dengan kinerja tersebut, UUS Bank Jateng juga membidik peningkatan aset sebanyak 37% dari Rp3,1 triliun menjadi Rp4,2 triliun sampai akhir 2017.
Sementara itu, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, UUS Bank Jateng mencatatkan pertumbuhan lembiayaan sebesar 112% secara year on year menjadi Rp1,79 triliun.
Kinerja tersebut ditopang oleh pembiayaan infrastruktur jalan tol dan bandara Kertajati serta sindikasi infrastruktur kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta pembiayaan kepada amal usaha Muhammadiyah Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
