Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Haji untuk Infrastruktur, Indonesia Perlu Belajar dari Malaysia

Guru Besar Universitas Gadjah Mada Danang Parikesit menuturkan terdapat dua kategori infrastruktur seperti pelayanan dasar dan yang berorientasi pertumbuhan.
Ratusan ribu jemaah haji Indonesia memadati hamparan luas Muzdalifah usai melaksanakan Wukuf di Arafah./kemenag.go.id
Ratusan ribu jemaah haji Indonesia memadati hamparan luas Muzdalifah usai melaksanakan Wukuf di Arafah./kemenag.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Gadjah Mada Danang Parikesit menyatakan jika dana haji masuk ke sektor infrastruktur yang berorientasi pertumbuhan, hal itu akan berdampak positif pada ekonomi nasional. Dua sektor infrastruktur yang secara matematis bisa memberikan imbal hasil yang terukur dan teratur ialah jalan tol dan pelabuhan.

Menurutnya, terdapat dua kategori infrastruktur seperti pelayanan dasar dan yang berorientasi pertumbuhan. Untuk pelayanan dasar seperti sanitasi dan irigasi menjadi tanggung jawab pemerintah, sementara yang berorientasi pertumbuhan dapat melibatkan pihak swasta dan lainnya.

"Harus dibalik cara melihatnya, dana umat islam bisa menjadi penggerak ekonomi nasional, berkontribusi besar terhadap perekonomian. Kegiatan haji dapat [terlaksana], pembangunan negara juga dapat," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (1/8/2017).

Dia mencontohkan Malaysia, salah satu negara yang telah memanfaatkan dana haji untuk sektor infrastruktur, melakukan investasi dengan sangat selektif. Menurutnya, Indonesia dapat belajar untuk memulai berkontribusi kepada pembangunan nasional.

Ketua Dewan Pakar Masyarkat Transportasi Indonesia ini menuturkan selain berinvestasi pada beberapa fasilitas pelayanan haji, dana haji juga bisa masuk ke jalan tol dan pelabuhan yang merupakan dua jenis infrastruktur yang sangat likuid. Catatan yang perlu diperhatikan ialah mengendalikan risiko sehingga jika perlu disiapkan strategi yang tepat.

Menurutnya, selain membiayai pembangunan jalan tol atau pelabuhan, pilihan lain ialah mengambil alih (take over) proyek jalan tol atau pelabuhan yang sudah dibangun sehingga risiko menjadi sangat kecil, sementara imbal hasil tetap terukur.

"Tidak harus semuanya masuk ke infrastruktur, masuk dulu 10% atau 20% secara bertahap. Itu memberikan kita pelajaran mengelola risiko. Risiko harus dikelola, ini menjadi kesempatan untuk merancang ulang pemanfaatan dana haji," paparnya.

Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Emma Sri Martini menuturkan sifat dana haji yang merupakan dana jangka panjang membuat karakter sektor infrastruktur dapat menjadi salah satu pertimbangan sebagai aset portofolio investasi.

Untuk dapat masuk ke sektor infrastruktur, menurutnya, semua persiapan harus dilakukan dengan benar mulai dari due deligence hingga investasi sehingga memberikan imbal hasil yang baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak.

"Pastinya underlying asetnya harus berbasis syariah juga disamping return yang tidak kalah penting," tulisnya dalam pesan pendek kepada Bisnis, Selasa (1/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper