Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPINI: Asian Games dan Peluang Bisnis Asuransi

Perusahaan perasuransian jangan terjebak dalam model CSR tradisional yang hanya berbentuk aktivitas bantuan sosial seperti pembangunan sekolah rusak atau sumbangan bencana. Perlu CSR yang khas dari industri perasuransian. Contoh, menghadiahi jaminan asuransi kepada atlet yang mendapatkan medali. Bisa dalam bentuk polis
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kanan) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah (ketiga kiri) meninjau venue Asian Games 2018 Stadion Patriot Candrabhaga, di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/4/2018)./ANTARA-Risky Andrianto
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kanan) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bekasi Ruddy Gandakusumah (ketiga kiri) meninjau venue Asian Games 2018 Stadion Patriot Candrabhaga, di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/4/2018)./ANTARA-Risky Andrianto

 

Bisnis.com, JAKARTA – Asian Games 2018 bukan semata-mata olah raga. Ajang olah raga se-Asia ini dapat dilihat dari perspektif multidimensi. Ada dimensi ekonomi, sosial budaya, atau bahkan politik.

Dampak ekonominya juga tak cukup dihitung dari seberapa pengeluaran/pemasukan pemerintah. Lebih dari itu, dampak Asian Games 2018 bahkan menyentuh hingga sektor yang mungkin belum terbayang oleh publik pada umumnya, yakni sektor perasuransian.

Pada perhelatan Piala Dunia 2018 yang baru usai, ada peran besar industri perasuransian. Menurut Total Sportek, FIFA telah mengalokasikan US$134 juta untuk asuransi bagi klub yang pemainnya terluka (lebih dari seperempat hadiah uang yang ditawarkan kepada 32 tim yang berkompetisi).

Berbagai jenis asuransi telah mendukung di Piala Dunia 2018. Ada asuransi yang memberikan ganti rugi apabila terjadi pembatalan Piala Dunia, asuransi terkait dengan industri pariwisata, perlindungan untuk pemain bola dari cedera, dan asuransi pada stadion dan infrastruktur. Juga asuransi perlindungan pada penculikan dan pemerasan, asuransi untuk serangan siber, dan asuransi terorisme atau aksi kekerasan. Untuk melayani kebutuhan para penonton dari berbagai negara, asuransi perjalanan banyak dijajakan oleh perusahaan perasuransian.

Pada Asian Games 2018 yang akan digelar pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang, industri perasuransian juga berperan. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, total perkiraan biaya konstruksi fasilitas pendukung Asian Games 2018 mencapai Rp34 triliun. Industri perasuransian sudah terlibat dalam pembangunan infrastrukturnya. Menyediakan jaminan asuransi terkait pembangunan proyek. Juga jaminan apabila kontraktor/subkontraktor wanprestasi.

Sejauh ini Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) telah menandatangani kerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi yakni PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT AXA Mandiri Financial Services, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Jaminan asuransi yang diberikan adalah asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, dan asuransi jiwa pada atlet. Juga asuransi untuk official team, wasit, relawan, officer INASGOC, media, dan pembawa obor saat bertugas di lapangan. Perusahaan asuransi akan menanggung biaya kesehatan/pengobatan, santunan cacat, dan santunan meninggal dunia.

Selain untuk atlet dan panitia, ada jenis asuransi lain yang dibutuhkan, yakni untuk memberi perlindungan penonton atau masyarakat sekitar arena pertandingan. Ada risiko cedera/kecelakaan pada penonton selama menikmati kompetisi yang diikuti 45 negara tersebut. Juga risiko kerusakan pada properti penonton atau pihak nonpanitia di arena pertandingan.

Kecelakaan/kerugian ini bisa macam-macam sumbernya, misalnya akibat konstruksi venue yang rusak, kelalaian panitia, atau lainnya. Panitia penyelenggara membutuhkan jenis asuransi tanggung gugat (public liability insurance). Asuransi ini memberikan jaminan apabila ada pihak yang menggugat panitia karena merasa dirugikan selama jalannya Asian Games.

Asuransi Selalu Hadir

Setidaknya ada tiga alasan utama perlunya industri perasuransian Indonesia hadir dalam ajang Asian Games 2018 ini. Pertama, mengutip Furtschegger (2018), “Without insurance, there would be no World Cup, no Olympics, or little organized competitive sport at all.”

Peran asuransi sangat penting dalam penyelenggaraan olah raga. Asuransi sangat dibutuhkan. Tanpa jaminan asuransi, panitia penyelenggara tidak akan tenang karena besarnya risiko (keuangan) yang akan ditanggung. Perlu mekanisme pemindahan risiko (risk transfer) kepada industri perasuransian.

Kedua, industri perasuransian perlu memberikan dukungan pada program pemerintah. Ada tanggung jawab sosial yang diwujudkan dalam corporate social responsibility (CSR).

Namun perusahaan perasuransian jangan terjebak dalam model CSR tradisional yang hanya berbentuk aktivitas bantuan sosial seperti pembangunan sekolah rusak atau sumbangan bencana. Perlu CSR yang khas dari industri perasuransian. Contoh, menghadiahi jaminan asuransi kepada atlet yang mendapatkan medali. Bisa dalam bentuk polis asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, atau lainnya.

Toh perusahaan asuransi tidak perlu mengeluarkan uang (di awal). Seperti kemenangan Lalu Muhammad Zohri pada kejuaraan dunia lari 100 meter di Finlandia, rasanya perlu perusahaan-perusahan asuransi memberi apresiasi.

Ketiga, industri perasuransian perlu hadir sebagai sponsor. Tak hanya memberikan benefit kepada panitia penyelenggara, tetapi sekaligus promosi bagi industri perasuransian. Dengan menjadi sponsor, dapat mengenalkan kepada publik berbagai ragam manfaat asuransi.

Saat ini, jenis asuransi paling populer di masyarakat adalah asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kendaraan, unit linked, dan asuransi kebakaran rumah. Sejatinya, masih banyak jenis asuransi yang seharusnya sangat dekat dengan masyarakat.

Ke depan, industri perasuransian Indonesia perlu lebih agresif-proaktif dalam mendukung acara-acara besar, khususnya berskala dunia dan melibatkan masyarakat secara massif. Untuk Asian Games 2018 ini belum terlambat untuk berkiprah. Industri perasuransian perlu memanfaatkan ajang Asian Games ini sebagai media untuk meningkatkan literasi asuransi kepada masyarakat.

*) Artikel dimuat di koran cetak Bisnis Indonesia edisi Sabtu (28/7/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper