Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tawarkan Desain Retro, Helm Lek Ono Sukses Gaet Pengendara Skuter Antik

Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus bertambah. Hal ini terlihat seiring dengan makin banyaknya sepeda motor memadati jalan-jalan di berbagai daerah di Indonesia. Ada beragam jenis motor yang dijual di pasar.

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus bertambah. Hal ini terlihat seiring dengan makin banyaknya sepeda motor memadati jalan-jalan di berbagai daerah di Indonesia. Ada beragam jenis motor yang dijual di pasar. Selain motor bebek dan motor sport, skuter merupakan salah satu jenis yang diminati konsumen.

Motor skuter kerap diasosiasikan sebagai kendaraan untuk orang tua. Namun, pendapat tersebut ternyata tak sepenuhnya benar. Kini, banyak anak muda gemar mengendarai skuter di jalanan. Lantaran disukai oleh berbagai kalangan, tak terhitung banyaknya jumlah komunitas penggemar motor skuter di Indonesia.

Fenomena ini tak sekadar menaikkan angka penjualan motor skuter, tetapi juga membuka peluang usaha berbagai sarana pendukungnya. Salah satunya yaitu bisnis helm model klasik (retro). Selain berfungsi sebagai pelindung kepala, helm jenis ini disukai konsumen lantaran desainnya senada dengan motor skuter milik mereka.

Salah satu pelaku usaha yang sukses memproduksi helm khusus pecinta skuter adalah Hendrio Verry Pradistra. Pria berusia 26 tahun ini merintis bisnis ini sejak 2000. Dia menamakan helm unik tersebut Lek Ono.

Latar belakang Hendrio memulai bisnis ini tak lain karena dia gemar mengendari motor skuter. Untuk melengkapinya, dia ingin memakai helm model retro. Sayangnya, produk helm yang dijual di pasar didominasi oleh helm modern.

“Desain sepeda motor itu seperti fesyen. Model lama bisa jadi tren di masa sekarang. Salah satunya skuter. Saya berpikir pasti banyak pemilik sepeda motor skuter yang ingin punya helm berdesain klasik,” ujar Hendrio.

Hendrio menciptakan berbagai model helm antik. Setidaknya ada dua bentuk helm yang diproduksi, yaitu helm setengah muka (half face) dan helm cetok. Dia menggunakan bahan fiberglass untuk kerangka helm dan kulit sintetis di lapisan luar. Agar makin menarik, dia menambahkan aksesori yaitu kacamata bergaya retro.

Pada mulanya, Hendrio memakai helm retro hasil kreasinya sendiri. Ternyata, banyak teman-temannya yang tergabung di salah satu komunitas skuter klasik di Surabaya tertarik membeli. Dia pun makin semangat menjalankan bisnis helm ini.

Tak hanya membidik komunitas, dia mempromosikan helm buatannya melalui blog helmlekonocollection.blogspot.com. Selain itu, dia juga membuka peluang bagi orang-orang yang ingin menjadi agen atau distributor helm. “Reseller kami sekarang ada di kota-kota besar, misalnya Jakarta, Surabaya, Banyuwangi, Yogyakarta, Medan, hingga Papua.”

Seiring berjalannya waktu, bisnis helm Lek Ono terus berkembang. Kendati modelnya tak pasaran, dia membanderol helm tersebut dengan harga terjangkau. Sebuah helm model klasik tersebut dijual mulai dari Rp130.000—Rp160.000 per buah. Dari bisnis ini, dia bisa menanggok untung sekitar 20%.

Lantaran berfungi sebagai pelindung kepala saat berkendara, pelaku bisnis helm model retro ini tak hanya mementingkan tampilan desain yang unik. Lebih dari itu, mereka sangat memperhatikan soal keamanan dan kenyamanan para penggunanya.

Hendrio mengaku proses produksi helm untuk pengendara skuter ini memiliki beberapa tahap. Pertama, dia mendesain model helm yang diinginkan. Untuk desain, dia biasanya mencari referensi di internet. Untuk bahan baku, dia menggunakan kulit sintetis yang biasa digunakan sebagai bahan jok.

“Saya memanfaatkan kulit sintetis karena lebih tahan cuaca. Kalau kulit asli pasti cepat rusak ketika diterpapar matahari dan hujan,” ujar pria yang hobi bermain musik ini.

Setelah desain selesai, Hendrio mencetak rangka helm menggunakan bahanfiberglass. Tak lupa, dia menyematkan busa spons di bagian dalam agar pengguna aman dan nyaman. Terakhir, dia menambahkan aksesori, misalnya tali strap dan kacamata (googles) agar helm makin nyetrik.

Hendrio mengaku sampai saat ini dia masih mengurus sertifikasi standar nasional Indonesia (SNI). “Saya sudah mengajukan SNI dari bebarapa tahun lalu. Namun, sampai saat ini belum selesai karena birokrasinya cukup rumit. Meski demikian, saya jamin helm ini aman dipakai pengguna,” terangnya.

Berbekal model unik dan keamanan, peminat helm Lek Ono semakin lama semakin banyak. Jika dulu dia hanya mampu menghasilkan puluhan helm, kini Hendrio dan 8 orang karyawan memproduksi 800—900 helm per bulan.

Soal peluang, Hendrio menuturkan kesempatan pelaku usaha untuk mencicipi untung dari produk helm untuk pengendara skuter terbuka lebar. Selain banyak peminat, Hendrio mengaku jumlah kompetitor di pasar tidak banyak. “Pasar masih didominasi oleh helm motor modern. Padahal, jumlah pemilik dan penggemar motor skuter di Indonesia sangat banyak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper