Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) didampingi Istri, Mufidah Jusuf Kalla melihat panorama Danau Toba, di Simalungun, Parapat, Sumatera Utara, Sabtu (30/7). Pemerintah menjadikan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata prioritas di Indonesia. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Travel

Perlu Rp200 Triliun untuk Kembangkan 10 Destinasi Wisata

Newswire
Jumat, 21 Oktober 2016 - 16:02
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memprioritaskan pengembangan tiga destinasi wisata baru untuk mencapai target 20 juta wisatawan sampai 2019.

"Ada tiga destinasi dulu yang kami kembangkan yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Wapres mengatakan, dari 10 destinasi wisata utama yang akan dikembangkan, baru tiga yang diprioritaskan dan pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan serta selera pasar asing.

Sebelumnya, Wapres rapat bersama Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong tentang pengembangan pariwisata.

Luhut mengatakan, pembangunan tujuan wisata baru tersebut sudah dibahas bersama menteri terkait dan Wapres menyarankan agar Borobudur bisa terintegrasi dengan Candi Mendut, Prambanan, dan Istana Keraton.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, total anggaran untuk pengembangan tiga destinasi wisata baru tersebut sebesar 200 juta dolar AS dari Bank Dunia yang akan ditandatangani pada Juni 2017.

Sebelumnya pemerintah merencanakan pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas. Yaitu:

  1. Danau Toba di Sumatera Utara
  2. Tanjung Kelayang di Bangka Belitung
  3. Mandalika di Nusa Tenggara Barat
  4. Wakatobi di Sulawesi Tenggara
  5. Pulau Morotai di Maluku Utara
  6. Kepulauan Seribu di Jakarta
  7. Tanjung Lesung di Banten
  8. Borobudur di Jawa Tengah
  9. Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur
  10. Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

 

Arief menjelaskan, untuk pengembangan 10 destinasi wisata utama dibutuhkan 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp200 triliun. Setengahnya dibutuhkan untuk sarana publik, sementara pemerintah hanya bisa menyediakan Rp30 triliun.

"Kebutuhan kita Rp100 triliun untuk infrastruktur pariwisata, tapi rata-rata seluruh kementerian lembaga Rp6 triliun per tahun dan sampai lima tahun berarti Rp30 triliun. Karena itu kita butuh penganggaran dari luar," kata Arief.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dalam rangka memfokuskan di tiga destinasi wisata utama tersebut dilakukan upaya percepatan seperti Danau Toba dan membuat lapangan terbang Sibisa dan Silangit dan menjadi satu pengelolaan dengan Bandara Kualanamu.

Sedangkan Borobudur, karena koneksitasnya dengan Yogyakarta masih lemah akan usahakan reaktivasi dari kereta api serta Solo, menyatu. Begitu juga dengan Mandalika akan kerja sama dengan Middle East Company.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro