MANCHESTER United tengah getol memburu tanda tangan bek asal U.S. Lecce, Patrick Dorgu, untuk memperkuat barisan pertahanan. Pemain asal Denmark itu dinilai bakal menjadi aset masa depan, khususnya lini belakang, Setan Merah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Manajer Manchester United, Ruben Amorim, baru-baru ini. Namun, hingga tulisan ini dirilis, nilai transfer Dorgu setara Rp709 miliar itu belum terjadi. Kabarnya masih terkendala sejumlah hal.
Lepas dari hebohnya transfer Dorgu tersebut, siapa yang menyangka klub tempat bernaung pemain berusia 22 tahun itu ternyata dimiliki oleh taipan (konglomerat) asal Indonesia. Adalah Alvin Sariaatmadja, meski mengenggam saham minoritas, berkongsi dengan pengusaha Italia, Saverio Sticchi Damiani, sebagai pengendali.
Bos Emtek itu membeli sebagian kepemilikan Lecce pada 2022. Pengumuman akuisisi saham tersebut dikabarkan akun media sosial resmi milik Lecce.
Jejak para taipan Indonesia di klub sepak bola luar negeri bukan kabar baru. Kepemilikan saham klub sepak bola tersebar di Eropa hingga Amerika. Bahkan, ada yang merambah hingga Australia.
Para konglomerat kebanyakan membeli saham klub-klub kecil. Mayoritas membenamkan duit di benua Biru. Eropa. Meski tidak membeli klub besar, tetapi aksi akuisisi itu membuktikan bahwa kompetisi sepak bola sudah menjadi industri yang diminati semua pihak, termasuk taipan di Tanah Air.
Kiprah Hartono Bersaudara di Como 1907
Mungkin Hartono bersaudara, Michael dan Robert Budi, tidak akan menyangka klub yang dibeli pada lima tahun lalu akan menanjak hingga menembus Serie A, kasta tertinggi Liga Italia. Pasalnya, saat mereka datang, keuangan Como sedang dalam keadaan kacau dan berantakan.
Klub berjuluk I Biancoblù ini memang terakhir kali berlaga di Serie A pada 2003. Namun, klub bermarkas di kota Como, Lombardia, Italia itu mengalami nasib sial, setelah terperosok ke Serie B.
Como bahkan bangkrut dan terlempar ke divisi amatir Serie D. "Pada 2017 klub menghadapi kesulitan ketika masalah keuangan menyebabkan degradasi ke Serie D," demikian dikutip dari laman resmi Como 1907.
Perlahan tapi pasti, Michael dan Robert Budi Hartono yang membeli Como 1907 lewat tangan SENT Entertainment Ltd, pada 2019. Pemilik Djarum Group itu langsung melakukan revitalisasi perusahaan. Upaya bersih-bersih perusahaan itu membuahkan hasil. Naik kasta tertinggi pada lima tahun kemudian.
Sayangnya, tidak ada informasi resmi berapa besar dana yang digelontorkan Djarum untuk mengangkat Como ke Serie A. Berdasarkan laman resmi SENT, entitas ini membawahi berbagai lini bisnis selain Como, yakni Mola Studio, Mola Records, hingga Mola Chill Drinks.
Dilansir dari media Italia Calcio Finanza, SENT yang berbasis di London, Inggris mendapatkan kontrol dari Grup Djarum. Adapun, saat pembelian klub pada 2019, laporan dari Calcio Finanza menyebutkan SENT menjalankan penambahan modal sebesar 8 juta poundsterling.
Dalam laporan tersebut, SENT membeberkan misi masuk ke Como. Mereka ingin menjaga stabilitas keuangan dan sumber daya baru bagi Como. SENT juga berupaya mengatasi berbagai momen kesulitan yang menimpa klub sejak 2004.
SENT kemudian bekerja sama dengan Pemerintah Kota Como, mitra lokal dan pemangku kepentingan utama lainnya. Investasi pun dikucurkan untuk menggarap infrastruktur olahraga hingga pengembangan tim utama di Como 1907.
SENT menunjuk Michael Gandler pada awalpengambil alihan Como. Michael adalah mantan manajer di Inter Milan pada era Erick Thohir sebagai CEO.
Dennis Wise, legenda klub Liga Inggris, Chelsea kemudian mengambil alih peran CEO di Como. Saat menjabat sebagai CEO Como, Wise berhasil mengantarkan kembali Como ke Serie B dan sekarang ke Serie A.
Pada awal tahun ini, kepemilikan Hartono bersaudara di Como menjadi sorotan. Pasalnya, Calcio Finanza mengacu data Forbes melaporkan bahwa Hartono bersaudara masuk ke dalam deretan 10 besar orang terkaya yang berinvestasi di dunia olahraga. Adapun, di Italia, Hartono bersaudara menempati posisi teratas orang terkaya pemilik klub sepakbola.
Kekayaan Hartono bersaudara mengalahkan deretan pemilik klub di Serie A seperti Rocco Commisso pemilik Fiorentina, Famiglia Saputo pemilik Bologna, hingga John Elkann pemilik Juventus.
Berdasarkan data Forbes, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan masing-masing US$23,8 miliar dan US$23,8 miliar.
Kongsi Thohir dan Bakrie di Oxford United
Oxford United saat ini kembali berlaga di divisi Championship 2024/2025, setelah penantian panjang 25 tahun. Klub yang diperkuat Marselino Ferdinan itu berhasil lolos usai mengalahkan Bolton Wanderers 2-0 dalam final play-off League One 2023/2024 di Stadion Wembley, Inggris pada Sabtu (18/5/2024).
Oxford United merupakan klub yang dimiliki oleh dua konglomerat Indonesia, Erick Thohir dan Anindya Bakrie. Kedua pengusaha Tanah Air ini membeli 51% saham klub yang bermarkas di Stadion Kassam pada 27 September 2022.
Selain Erick Thohir dan Anindya Bakrie, saham Oxford United juga dimiliki pengusaha Thailand, Sumrith 'Tiger' Thanakarnjanasuth dan taipan Vietnam, Horst Geicke.
Sekadar informasi, Erick Thohir yang merupakan Ketua Umum PSSI dan memiliki harta sebesar Rp2,31 triliun, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 27 Maret 2024 pernah membeli saham klub top Liga Italia, Inter Milan.
Pada 2013 Erick Thohir bersama Rosan Roeslani dan Handy Soetodjo.membeli mayoritas saham Inter Milan dari Massimo Moratti. Erick Thohir juga didapuk sebagai Presiden klub hingga dirinya melepas mayoritas saham pada 2019.
Investasi Politisi Sihar Sitorus di Verbroedering Dender
Pemain FCV Dender asal Indonesia, Ragnar Oratmangoen /Instagram fcdender
FC Verbroedering Dender merupakan klub yang sedang berkompetisi di liga teratas Belgia, Belgian Pro League, untuk musim 2024/2025 bersama klub-klub besar semacam Genk, Anderlecht, Club Brugge, dan Standard Liege.
FCV Dender yang saat ini sedang diperkuat striker timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen, dimiliki oleh Sihar Sitorus, seorang pengusaha dan politisi Indonesia. Sihar membeli FC Dender saat berada di divisi tiga.
Menurut laman resmi dirinya, Sihar P. H. Sitorus merupakan eks anggota exco PSSI. Selain itu, Sihar adalah anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Fraksi PDI Perjuangan yang dilantik dan diambil sumpah oleh Ketua Mahkamah Agung RI bersama 574 anggota DPR RI lainnya, Selasa 1 Oktober 2019.
Sihar yang membeli Dender pada 2018 ternyata juga mengasuh sejumlah klub di Tanah Air di antaranya, Medan United FC, Medan Chiefs, Pro Duta Football Club dan Nusaina FC. Dia juga pernah memimpin klub PSMS Medan.
Adapun untuk pembinaan usia dini, Sihar Sitorus memiliki Akademi Sepakbola Medan United dan Boca Juniors Football Schools Indonesia.
Debut Taipan Alvin Sariaatmadja di Lecce
Tim US Lecce /Instagram uslecce
Bos Emtek Group, Alvin Sariaatmadja, ikut mengukuhkan namanya di pentas Liga Italia setelah membeli saham klub U.S Lecce sebanyak 10% pada 2022.
"Nama-nama baru tersebut adalah Pascal Picci, warga negara Swiss asal Italia yang juga presiden perusahaan keuangan yang aktif dalam pengelolaan dana serta mantan presiden holding Sauber, pemilik tim Formula 1 yang kemudian menjadi Alfa Romeo, dan Alvin Sariaatmadja, Direktur Utama Emtek, sebuah perusahaan media Indonesia yang berinvestasi di bidang teknologi, komunikasi, dan perawatan kesehatan," tulis laporan Lecce Prima saat itu.
Lecce saat ini tengah bersaing di pentas tertinggi Liga Italia, Serie A, bersama Como milik Djarum. Peringkat Lecce masih berada di bawah Como, yakni masing-masing 18 dan 13 dari total 20 tim.
Dalam sejarahnya, Lecce didirikan pada 1908 dengan nama Sporting Club Lecce. Klub ini tidak hanya memiliki klub sepak bola, tetapi juga atletik dan bersepeda.
Pada1927, klub ini berganti nama menjadi Unione SPortiva Lecce, dan bertahan hingga hari ini.
Lecce yang pernah diperkuat sejumlah bintang seperti Mirko Vucinic, Valeri Bojinov, dan Antonio Chimenti pada medio 2000 kerap menyulitkan tim-tim besar jika tampil di kandang sendiri, Satdion Via Del Mare.
Keluarga Wanandi di Tranmere Rovers
Tidak mau kalah dengan kongsi Thohir dan Bakrie, keluarga Wanandi pun mencoba peruntungan di Inggris. Tersiar kabar keluarga Wanandi memiliki saham di klub Tranmere Rovers Football Club.
Tranmere Rovers Football Club saat ini berada di posisi 22 kompetisi Liga Inggris divisi Football League Two.
Menurut situs Tranmere Rovers, klub yang bermarkas di Prenton Park dimiliki sejumlah pihak seperti Mark & Nicola Palios yang merupakan mantan pemain sepak bola dan Walutje Pte. Ltd--perusahaan yang dimiliki PT Santinilawansa Lestari.
Santini Group merupakan perusahaan Indonesia yang membeli saham Tranmere Rovers sebanyak 10%. Menurut informasi, Emmanuel Lestarto Wanandi, A Lukito Wanandi, dan Paulus Witarsa Wanandi adalah orang-orang di balik Santini Group.
Tidak banyak informasi mengenai masuknya keluarga Wanandi di klub ini. Begitu juga nilai transaksi dalam mengakuisisi saham minoritas klub itu.
Berikut daftar klub yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia di Benua Eropa:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel