Perbankan bakal lebih agresif

Bisnis.com,07 Des 2010, 11:47 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Industri perbankan diperkirakan akan lebih agresif dalam menggenjot perolehan fee based income untuk mendulang untung dari pada menyalurkan kredit. Hal itu dilakukan mengingat pertumbuhan kredit yang melambat akhir-akhir ini.

Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan tren tersebut bagus untuk perkembangan industri perbankan kedepan. Menurutnya, apabila bank lebih agresif dalam menggenjot fee based income maka akan mendorong penurunan tingkat suku bunga.

"Kalau bank lebih agresif untuk mendapatkan fee based income itu bagus dan bisa mendorong turunya suku bunga kredit. Namun, bank tetap harus mengutamakan penyaluran kredit mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi," katanya saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

Sebelumnya Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Kredit Perbankan BI, Wimboh Santoso mengatakan lambatnya pertumbuhan kredit perbankan dipicu oleh korporasi yang lebih memilih menerbitkan surat utang dibandingkan menyerap kredit.

Hal tersebut dikarenakan bunga yang dibayarkan melalui penerbitan surat utang (obligasi) lebih rendah dibandingkan jika meminjam dalam bentuk kredit ke perbankan.

"Yield rupiah AA 7,5%, AAA 7,53%, A sekitar 9%. AA- 7,9%. Bagi perusahaan-perusahaan itu akan bagus sekali untuk mengeluarkan surat utang dari pada menyerap kredit yang rerata suku bunganya diatas 10%," katanya.

Melambatnya pertumbuhan kredit perbankan tampak dalam dua bulan kuartal IV/2010 yang hanya naik sekitar Rp9 triliun, tepatnya antara Oktober-November, menjadi Rp1.679,6 triliun. Hal tersebut kontras dengan kinerja 2009, di mana kenaikan kredit secara signifikan terjadi pada kuartal IV yang mencapai Rp70,9 triliun. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Puput Jumantirawan
Terkini