China bakal tawarkan konsensus soal yuan

Bisnis.com,12 Des 2010, 12:26 WIB
Penulis: News Editor

BEIJING: Pemerintah China bakal menawarkan suatu konsensus terkait yuan sebelum Presiden Hu Jintao melakukan kunjungan kenegaraan ke Washington DC, AS, pada bulan depan.Ren Xianfang, analis senior dari perusahaan konsultasi IHS Global Insight, memperkirakan utusan China yang akan mengunjungi Washington akan mencari berbagai cara untuk menghentikan kritik negeri Paman Sam mengenai yuan dan isu bilateral lainnya."Sudah menjadi tradisi, pemerintah China membuat konsensus yang pasti mengenai isu bilateral sebelum kunjungan kenegaraan," jelas Ren kemarin seperti dikutip AP.Pekan lalu, Komisi Perdagangan AS dan China bertemu di Washington. Pertemuan dilakukan di tengah tekanan politik yang kian besar dari Senat AS yang bersiap meloloskan regulasi dengan tujuan mendorong penguatan yuan.Parlemen bahkan sudah mengesahkan RUU tentang Mata Uang yang memberi jalan bagi eksportir AS untuk mengajukan petisi bea impor lebih tinggi kepada eksportir China bila ada manipulasi yuan.Sebanyak 32 senator AS dari partai Demokrat dan Republik pun diketahui telah menulis surat kepada kepala utusan China untuk kunjungan kenegaraan ke Washington, yaitu Wakil Perdana Menteri Wang Qishan. Mereka mendesak pemerintah negara berpopulasi terpadat di dunia itu agar beraksi mengenai sejumlah isu bilateral yang dianggap kronis.Di surat itu, para senator menyebut China gagal memberantas pembajakan produk yang kian merajalela. Mereka juga komplain atas kontrol yuan, sehingga mata uang itu nilainya terus melemah dan menguntungkan eksportir China dan di lain sisi mengurangi lapangan kerja di AS.Para politisi AS tersebut juga meminta otoritas China mengakhiri kebijakan inovasi, di mana pemerintah setempat mencoba menggairahkan perusahaan teknologi domestik dengan memenangkan perusahaan itu dalam procurement (pengadaan) negara. (tw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nadya Kurnia
Terkini