Pemulihan ekonomi Asean melambat

Bisnis.com,14 Des 2010, 10:05 WIB
Penulis: Yanto Rachmat Iskandar

JAKARTA: Pemulihan ekonomi kawasan Asean mengalami pelambatan pada kuartal IV/2010 setelah sempat mencapai pemulihan yang solid selama semester I tahun ini.Secara keseluruhan, pemulihan yang dinikmati selama semester I di perekonomian negara-negara anggota Asean telah kehilangan momentum, tulis laporan kuartalan Asian Business Cycle Indicator yang dirilis OECD dan diterima Bisnis, hari ini.Organisasi bidang kerja sama ekonomi dan pembangunan negara maju itu, dalam laporan tersebut, memakai sejumlah indikator bisnis dalam mengamati perkembangan pemulihan ekonomi di Asia Tenggara. Pada kuartal akhir tahun ini, pemulihan antara satu negara dengan yang lainnya terjadi secara bervariasi. Pemulihan yang solid berlangsung di Filipina dengan ditopang oleh kinerja ekspor yang kuat dan membaiknya sentimen bisnis.Sebaliknya, aktivitas ekonomi terlihat melemah di Malaysia akibat penurunan kinerja perdagangan. Begitu juga di Singapura, karena ada pelambatan aktivitas produksi dan penjualan ritel. Indonesia menunjukkan sedikit tanda-tanda pelemahan ekonomi, sedangkan Thailand relatif stabil karena didukung aktivitas produksi yang kuat.Ekonomi China nampaknya akan mulai kembali meraih momentum karena dukungan pemulihan investasi dan penjualan ritel. Pemulihan ekonomi India moderat seperti dilihat dari indikator perdagangan dan produksi yang melemah.OECD mengidentifikasikan sejumlah risiko bagi ekonomi Asean, yaitu kesulitan mengelola arus masuk modal (capital inflow) yang begitu besar, terutama dari anggota OECD, dan tekanan inflasi. Ketidakpastian mengenai prospek ekonomi OECD dalam waktu dekat masih terjadi, sehingga ikut memengaruhi outlook ekonomi Asia Tenggara.Pelambatan pemulihan ekonomi memang telah terlihat di sejumlah negara sejak kuartal III. Bila merujuk estimasi awal Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI), laju produk domestik bruto (PDB) Negeri Singa pada periode itu melemah menjadi 10,6% (year-on-year) dari kuartal II yang sebesar 19,5%. (mrp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mursito
Terkini