Harga CPO diprediksi naik

Bisnis.com,23 Des 2010, 10:29 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Ekonom LIPI memperkirakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tahun depan akan naik terutama didorong oleh pertumbuhan permintaan dan diversifikasi produk turunan komoditas tersebut.

Latif Adam, Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memperkirakan akan ada pertumbuhan permintaan produk turunan CPO berupa minyak nabati dan kosmetika di China, India, dan negara-negara Eropa.

Selain itu, tambahnya, kemungkinan diversifikasi produk turunan CPO menjadi energi alternatif pada tahun depan akan mendorong permintaan CPO.

Selain itu, tambahnya, negara pemasok komoditas tersebut justru terbatas hanya negara kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia.

Pemasoknya terbatas, hanya Indonesia dan Malaysia. Negara-negara Eropa dan lainnya tidak dapat menghasilkan minyak sawit mentah. Sementara itu permintaan justru akan naik, terutama didorong diversifikasi produk turunan. Jika melihat itu, dipastikan harga CPO akan terus naik, katanya kepada Bisnis, hari ini.

Dia mengatakan kenaikan harga CPO akan sejalan dengan kenaikan harga minyak bumi yang juga diperkirakan naik dari kisaran US$80-US$85 per barel menjadi US$90-US$100 per barel pada tahun depan.

Seandainya harga minyak bumi pada tahun depan naik di kisaran 10%, kenaikan harga CPO tidak akan jauh dari angka tersebut, katanya.

Dia menilai kenaikan harga CPO dunia termasuk menggembirakan bagi neraca perdagangan ekspor Indonesia sebab komoditas tersebut menopang sebanyak 10%-11% dari total ekspor.

CPO termasuk andalan ekspor Indonesia. Dari sisi nilai, CPO berada di urutan kedua, hanya kalah dari batubara, ujarnya.

Namun, lanjut Adam, pemerintah harus jelas dalam menetapkan persentase kebutuhan minyak dalam negeri untuk menghindari kenaikan tak terkendali harga minyak nabati di dalam negeri karena para investor terlampau fokus pada pasar internasional seiring kenaikan harga CPO di pasar global.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Intan Permatasari
Terkini