"Inflasi memang menjadi hambatan. Namun upaya mitigasi inflasi bisa serba salah. Kebijakan moneter yang ketat akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Ini kemudian bisa berdampak ke unemployment," ujarnyausai acara pelantikan eselon I dan II Kemenkeu, hari ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, upaya mengatasi inflasi harus seimbang dimana supply barang dan jasa juga harus terjaga. Apalagi, Indonesia termasuk negara yang berpotensi mengalami inflasi tinggi pada tahun ini.
Menurut dia, fenomena global tersebut dikhawatirkan bisa menggerus pertumbuhan ekonomi Tanah Air meski momentumnya tetap akan terjaga positif. Untuk itu, koordinasi antara otoritas fiskal dan otoritas moneter harus terus ditingkatkan. Langkah bank sentral menahan suku bunga acuan harus diimbangi dengan komitmen pemerintah untuk mengamankan pasokan bahan pokok sehingga bisa meredam laju inflasi.
Sementara, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menyatakan upaya pengendalian inflasi saat ini lebih banyak tergantung pada peran pemerintah. Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen untuk itu dengan dibebaskannya bea masuk sejumlah komoditas pangan dalam rangka menekan harga di dalam negeri.
"Kita akan lihat seperti apa upaya pemerintah mengendalikan inflasi pada Januari ini. Pemerintah sudah cukup serius, khususnya mengendalikan harga beras. Impor sudah mulai masuk, dan dampaknya saya kira akan terlihat nanti pada awal Februari," tuturnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sepanjang 2010 tercatat sebesar 6,96%. Sementara pada 2011, APBN mengasumsikan laju inflasi sebesar 5,3% meskipun sebagian kalangan menilai asumsi tersebut terlalu optimistis.(fh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel