Harga dunia pacu ekspor karet

Bisnis.com,06 Feb 2011, 13:16 WIB
Penulis: Ria Indhryani

JAKARTA: Penguatan harga karet di pasar internasional dipastikan akan mendorong kinerja ekspor komoditas tersebut dari segi nilai sepanjang tahun ini. Pada pekan lalu, harga karet menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar US$6,1 per metrik ton.

Asril Sutan Amir, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo),mengatakan nilai ekspor karet bakal tumbuh signifikan mengikuti kenaikan harga karet di pasar dunia.Penguatan harga karet di pasar dunia tersebut dipengaruhi oleh tingginya permintaan terhadap komoditas tersebut dari negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti China, India, dan Asia Pasifik.Kenaikan permintaan tersebut juga dipengaruhi oleh anomali cuaca di sejumlah negara produsen. Anomali cuaca ini menyebabkan suplai berkurang di tengah permintaan yang sangat besar. Demand lebih besar dari suplai sehingga harga karet meningkat. Apalagi harga minyak juga tengah melambung sehingga mengerek kenaikan harga komoditas lainnya termasuk karet, kata Asril.Dia tidak dapat memastikan sampai kapan penguatan harga karet ini berlanjut, namun diperkirakan harga akan terus bergerak ke level yang lebih tinggi dari saat ini, selama harga minyak dunia masih melambung. Juga tergantung demand-nya. Selagi demand masih tumbuh tinggi, harga akan terus bergerak naik.Hanya saja, lanjutnya, dari segi volume, kinerja ekspor karet dipastikan tidak akan tumbuh signifikan. Suplai dari negara produsen yang berkurang karena faktor cuaca menyebabkan volume ekspor karet tidak mengalami pertumbuhan signifikan.Jadi kinerja komoditas ini lebih diuntungkan dari segi harga yang memacu pergerakan nilai ekspornya. Dari segi volume, saya pikir tidak akan ada kenaikan signifikan, ungkap Asril.Asril menambahkan pergerakan harga karet tersebut akan mendorong eksportir untuk mengekspor produknya. Kendati tidak akan mengganggu pasokan dalam negeri, petani diperkirakan akan melakukan penyadapan berlebihan yang akan berimbas pada produksi karet. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mursito
Terkini