Kotler: Bali harus proaktif

Bisnis.com,27 Mei 2011, 13:20 WIB
Penulis: News Editor

DENPASAR: Pakar marketing dunia Philip Kotler menyarankan Bali lebih proaktif dalam mengembangkan pemasaran pariwisatanya ke manca negara.

Kalau tidak ada pengembangan, [pariwisata] akan bearjalan lambat, ujarnya dalam acara Hight Tea with Philip Kotler kemarin, yang didampingi President MarkPlus Hermawan Kartajaya.

Kotler dan Hermawan adalah Duta Besar Pariwisata Indonesia. Mereka ditunjuk oleh pemerintah Indonesia melalui Kemenbudpar untuk mengemban amanat itu pada 2009.

Menurut Kotler, Bali harus menetapkan model pariwisata untuk menjaring lebih banyak turis. Pilihannya class tourist dan basic tourist.

Dia menjelaskan dalam class tourist diharapkan wisatawan banyak mengeluarkan dana untuk belanja liburannya dengan waktu tinggal yang lebih lama. Sedangkan dalam basic tourist, wisatawan hanya mengeluarkan sedikit uang dengan masa tinggal 1-2 hari.

Kotler menilai pemasaran yang proaktif itu harus diikuti dengan peningkatan pelayanan, termasuk fasilitas penginapan. Hal penting lain yang patut diperhatikan adalah pengembangan sarana dan prasarana.

Dia memberikan contoh tentang kemacetan jalan di sekitar objek wisata yang dialami sendiri. Jalan perlu diperlebar, tapi tampaknya tidak mudah, kata Kotler yang diangkat menjadi Warga Kehormatan Denpasar.

Kehadiran Kotler, 80, di Bali kali ini terkait dengan peresmian Museum Marketing 3.0 di kompleks Puri Ubud. Museum yang didirikan atas gagasan Kotler dan Hermawan ini diharapkan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat dunia mengenai marketing yang berpegang pada nilai-nilai universal.

Kotler juga mengunjungi Pan Pacific Hotel di Nirwana Bali Resort untuk menikmati pemandangan Tanah Lot. Resort ini memadukan elemen lingkungan pemukiman eksklusif dengan hotel berbintang lima dilengkapi fasilitas golf dan rekreasi bertaraf internasional. (tw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nadya Kurnia
Terkini