Pendapatan Jatim turun

Bisnis.com,22 Jun 2011, 10:25 WIB
Penulis: News Editor
Pendapatan Jatim turun

SURABAYA: Kantor Bank Indonesia Surabaya mencatat realisasi pendapatan Provinsi Jawa Timur mencapai Rp2,37 triliun, atau 23,95% lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I/2010 dengan sumbangan pendapatan tertinggi dari pajak kendaraan bermotor. Pemimpin Kantor Bank Indonesia Surabaya M Ishak mengatakan selain pajak kendaraan bermotor, pendapatan asli daerah (PAD) Jatim diperoleh dari retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta PAD lain-lain yang sah.Sebagian besar PAD bersumber dari pajak daerah, terutama terkait dengan penjualan kendaraan bermotor dan bangunan yang relatif besar dan mengalami peningkatan setiap tahunnya, katanya di kantor Bank Indonesia Surabaya, hari ini.Potensi PAD teresar, kata dia, berasal dari pajak kendaraan bermotor pada 2011 semakin besar sejak diberlakukannya pengenaan pajak progresif pada pemilik kendaraan lebih dari satu.Tujuannya adalah untuk mengurangi konsumen perseorangan memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu dan mencegah penyalahgunaan praktik leasing. Selain itu, meningkatnya pungutan bea cukai pada 2010 juga menjadi potensi kenaikan PAD Provinsi Jawa Timur 2011. Sementara itu, PAD pada jenis retribusi daerah masih terbatas namun menyimpan potensi yang cukup besar jika terus-menerus dilakukan perbaikan pelayanan dan sistem penagihan, salah satunya retribusi parkir dengan memberlakukan sistem langganan.Pada triwulan I/2011 realisasi belanja daerah Pemerintah Jawa Timur masih berada di bawah target sebesar 15%. Tercatat realisasi belanja pada triwulan ini baru mencapai 7,22%, meskipun lebih baik dibandingkan triwulan I-2010 yang hanya mencapai 7,18%.Masih minimnya besaran realisasi APBD Provinsi Jawa Timur juga tercermin pada meningkatnya saldo dana pemerintah di perbankan pada triwulan ini dibandingkan akhir tahun 2010 Sesuai dengan penggunaannya yang bersifat rutin, realisasi belanja terbesar triwulan ini adalah belanja pegawai baik pada pos belanja tidak langsung sebanyak 13,74% dan langsung sebanyak 17,92%, dengan total nilai sebesar Rp382,86 miliar.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Intan Permatasari
Terkini