Harga minyak global berfluktuasi

Bisnis.com,15 Agt 2011, 13:05 WIB
Penulis: News Editor

SYDNEY: Harga minyak berfluktuasi di New York, setelah mengalami penurunan selama tiga minggu ini karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang juga berkontraksi di Jepang, sebagai konsumen terbesar ketiga minyak mentah di dunia. Menurut survey 25 ekonomi yang dikutip Bloomberg News, bursa berjangka mengalami perubahan setelah jatuh sebanyak 0,6% dan naik tipis 0,3%. Ekonomi Jepang menyusut pada tingkat tahunan sebesar 1,3% dalam tiga bulan yang berakhir 30 Juni dibandingkan perkiraan rata-rata penurunan 2,5%.Laporan minggu lalu menunjukkan industri perumahan Amerika Serikat masih tertekan pada Juli dan pertumbuhan Eropa pun melambat di kuartal terakhir."Pasar masih tegang. Kami punya pekan yang cukup untuk memperbesar angka. Saya pikir pasar telah mencoba dan melewati sepekan dengan catatan yang positif," ujar Managing Director Commodity Broking Services Pty, Jonathan Barratt pada Bloomberg, hari ini. Harga minyak mentah untuk pengiriman September berada di level US$85,39 per barel, atau naik 1 sen dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 02.13 waktu Sydney.Sebelumnya kontrak berjangka sempat turun hingga 34 sen atau 0,4% ke level US$85,38 pada 12 Agustus lalu. Harga telah jatuh mencapai 14% dalam tiga minggu terakhir dan sebanyak 7% pada tahun ini. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman September berada di level US$108,19 atau meningkat 16 sen di ICE Futures Europe. Premi benchmark Eropa berada di kisaran US$22,75 untuk kontrak berjangka AS. Berdasarkan survey Bloomberg, laporan minggu ini akan menunjukkan proyek perumahan AS dan izin bangunan akan jatuh pada Juli, saat harga konsumen naik dalam tiga bulan akibat anggaran bagi para pengangguran. Ekonomi zona Eropa kemungkinan meluas sebesar 0,3%. Harga Minyak berjangka New York telah merosot ke level US$75,71 per barel, sebelum naik setinggi US$87,37 pekan lalu dan menutup bursa dengan penurunan 1,7%.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lingga Sukatma Wiangga
Terkini