Pemda diminta laporkan lahan kering

Bisnis.com,15 Sep 2011, 18:05 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Kemenhut mengimbau pemerintah daerah melaporkan kondisi lahan yang kering agar pemerintah pusat mencairkan dana kontingensi Rp3 triliun.Mentan Suswono mengatakan pihaknya sudah meminta Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk mendata lokasi kekeringan dan menyiapkan pemerintah daerah untuk siaga melaporkan perkembangan lahan kering."Dapat dimanfaatkan dana kontingensi. Saat ini tersedia Rp3 triliun dan sudah dialokasikan untuk gagal panen Rp374 miliar. Ini masih cukup besar. Kalau pemerintah daerah tidak mampu atasi sendiri, langsung laporkan ke pemerintah pusat agar segera direalisasikan," tuturnya seusai rapat kerja dengan Komisi IV DPR hari ini.Kementan mencatat April hingga akhir Agustus, terdapat 66.543 ha lahan kering dan 1.589 ha lahan puso. Lahan kering paling banyak terdapat di Jabar sebesar 25.201 ha. Puso terbanyak terjadi di Bangka Belitung seluas 623 ha. Untuk mengatasi kekeringan, pemerintah berencana menggunakan program pompanisasi yang menelan anggaran Rp1,7 triliun dari total dana kontingensi Rp3 triliun."Kita kan punya dana Rp3 triliun untuk kontingensi pangan. Baru digunakan Rp300 miliar untuk penggantian puso dan sekitar Rp1 triliun untuk beras miskin ke-13. Nah, sisanya itu Rp1,7 triliun bisa digunakan untuk program pompanisasi," tuturnya.Selain pompanisasi, pemerintah juga akan menurunkan hujan buatan untuk menanggulangi kekeringan. Hujan buatan diwujudkan ketika daerah itu sudah sangat kritis kekeringan dengan potensi awan yang masih bagus untuk mengandung titik hujan."Untuk daerah irigasi teknis tidak terganggu. Nah, untuk daerah kekeringan tapi berpotensi air sebenarnya masih bisa banyak yang diselamatkan. Daerahnya di spot di Jawa Tengah, Jawa Timur. Laporan Bondowoso hujan misalnya, namun sebagian tidak," katanya.Suswono menegaskan pemerintah daerah harus aktif melaporkan kondisi lahan kering. Jangan sampai kasus organisme pengganggu tanaman (OPT) hama penyakit di Cirebon terulang lagi padahal potensi panennya mencapai 9,8 ton. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nadya Kurnia
Terkini