BI: Kebijakan lalu lintas devisa akan berdampak positif

Bisnis.com,19 Sep 2011, 18:23 WIB
Penulis: M. Munir Haikal

 

JAKARTA: Bank Indonesia menilai rencana penerbitan kebijakan lalu lintas devisa terkait ekspor-impor dan utang luar negeri dapat mendorong perbankan untuk mengembangkan instrumen baru di pasar valuta asing.
 
Direktur Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan perbankan tidak perlu risau kekurangan instrumen jangka pendek di pasar valuta asing (valas) karena hal tersebut dapat dikembangkan oleh pihak perbankan.
 
"Justru salah satu benefit kebijakan kewajiban exportir dan debitur untuk memasukan devisa hasil ekspor ke bank itu adalah hasil devisa dapat digunakan oleh pebankan untuk mengembangkan instrumen di pasar valas," ujarnya hari ini.
 
Sebelumnya, Bank Indonesia berencana menerbitkan kebijakan lalu lintas devisa terkait utang dan ekspor luar negeri yang akan meminta eksportir untuk menyimpan hasil ekspor di sistem keuangan di dalam negeri. Beberapa bankir sempat menyatakan bingung menempatkan ekses valas di instrumen dalam negeri karena minimnya instrumen sejenis.
 
Namun Perry tidak melihat keperluan bagi bank sentral untuk membuat instrumen baru karena selama ini instrumen valas sudah cukup banyak.
 
"Selama ini instrumen apakah trade financing atau berbagai instrumen di pasar valas kan banyak," tegasnya.
 
Kendatipun demikian, lanjut Perry, persoalan kebijakan lalu lintas devisa tersebut tidak semata persoalan instrumen, tetapi lebih kepada pelayanan jasa perbankan untuk menyediakan manajemen kas (cash management) bagi eksportir yang selama ini dilayani oleh layanan perbankan asing.
 
Menurutnya kalau hal ini dapat dikembangkan oleh perbankan dalam negeri dapat meningkatkan jasa perbankan nasional. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi stimulus bagi perbankan untuk menghasilkan dan mengembangkan perbankan baik dalam produk kredit maupun trade financing.(sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini