Investasi infrastruktur ditargetkan US$40 miliar

Bisnis.com,20 Sep 2011, 14:35 WIB
Penulis: Linda Tangdialla

JAKARTA: BKPM menargetkan investasi infrastruktur tahun depan bisa terealisasi US$40 miliar, sekitar US$5 miliar-US$10 miliar di antaranya diharapkan berasal dari proyek yang masuk dalam skema public private partnership (PPP).Kepala BKPM Gita Wiryawan mengatakan target capaian itu untuk memenuhi target pemenuhan investasi infrastruktur dalam lima tahun ke depan yang dipatok US$200 miliar.Kontribusi investasi itu di antaranya berasal dari dua proyek PPP yang telah dipastikan akan segera dimulai pembangunannya tahun depan yakni proyek PLTU Jawa Tengah senilai Rp30 triliun, dan proyek SPAM Umbulan senilai Rp2 triliun."Untuk SPAM Umbulan saat ini sedang dalam tahap akhir lelang, sebentar lagi akan diputuskan pemenangnya. Memang baru dua proyek yang gol, tapi itu lebih baik daripada sama sekali tidak ada yang sukses," ujar Gita seusai diskusi mengenai infrastructure funding hari ini.Menurut dia, untuk proyek baru lainnya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada target tersebut yakni sektor infrastruktur bidang transportasi, jalan, energi. Total proyek yang diharapkan diteken tahun depan yakni sebanyak enam proyek PPP baru, di antaranya merupakan proyek dalam showcase tahap satu yang belum ditawarkan tahun ini.Target tersebut diharapkan dapat terealisasi dengan telah diterbitkannya beragam regulasi untuk kemudahan investasi di sektor infrastruktur seperti insentif fiskal melalui tax holiday, dan tax clearance. Dengan target tersebut juga, pertumbuhan di sektor infrastruktur akan naik cukup signifikan kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi secara nasional.Untuk tahun depan, Kementerian Pekerjaan Umum saja bakal mengusulkan empat proyek skema PPP yakni dua sektor air bersih di Jatiluhur dan Bandar Lampung, serta dua lainnya proyek pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru-Dumai dan Manado-Bitung. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nadya Kurnia
Terkini